Dan Aku?
Dan aku,
bagai pengangguran yang terlalu pemilih,
memilih pekerjaan yang tak selalu ada,
banyak yang mungkin ragaku mampu,
tapi mentalku goyah, tak kuat beradu.
Tercengkeram gengsi yang menelisip,
menyusup dalam diri ini,
menggigit setiap rasa percaya diri,
aku terjebak dalam keraguan,
menjadi penonton dalam panggung hidupku.
Di antara harapan dan kenyataan,
aku merasa kalah,
dalam pertempuran melawan diri sendiri,
dalam melawan angan yang selalu berkhianat,
sementara dunia terus berputar,
aku masih mencari arah.
Salut untukmu, mbah uti,
yang telah mengajarkanku arti keteguhan,
meski langkahku masih goyah,
aku akan terus berjuang,
mencari cahaya dalam bayang-bayang
dan menemukan kembali diriku,
di setiap kesempatan yang datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H