Di ujung waktu, kuasah pensil pelangi,
menyisakan warna pada helaian hari,
melukis bahtera cinta di atas kanvas senja,
pada pokok anggur yang merambat ke langit.
Kita bangun kisah di batang yang sama,
akar-akar harapan menembus dalam tanah,
menyatu di hati, meski tak terlihat mata,
namun terasa kuat, menembus lapisan jiwa.
Kita putar roda waktu,
berlayar menuju pusara hati yang abadi,
mengikuti arus yang kadang tak pasti,
namun di sanalah cinta kita bertumbuh,
mengukir jejak di dalam pelangi yang tak pudar.
Seiring waktu yang memudar perlahan,
kubawa warna-warna ini hingga ke akhir perjalanan,
di pusara hati, kuingin tetap menggenggammu,
dalam pelukan yang tak akan pernah layu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H