Pagi berbisik pada mentari,
dalam riuhnya nyanyian burung-burung,
mengajarkan kita pada terbit yang tak abadi,
bahwa menerima perubahan adalah pilihan,
seperti anak kalimat yang mengerti isyarat pulang.
Pulang, masuk ke dalam palung rindu,
di mana bayang-bayang cinta terus menghantui,
tenggelam dalam kedalaman yang tak pernah surut,
Ah, Sayang...
aku juga merindu pulang.
Jika matahari bersembunyi sementara,
belajarlah merayakan sinar bulan,
karena perubahan adalah tarian waktu,
mengalir seperti sungai yang menerima tiap liku.
Begitulah hidup berputar,
kadang yang terbaik adalah mengalir saja,
dan temukan damai di tengah arus,
di mana rindu berpulang dalam keabadian cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H