Jatuh cintalah seperti gula kepada kopi,
Yang larut tanpa pamrih, mengisi pahit dengan manis,
Seperti awan pada hujan yang turun ikhlas,
Meski akhirnya harus reda, harus lepas.
Sehebat apa pun usaha, jika Tuhan tak berkehendak,
Bukankah segalanya hanya titipan, fana di genggaman?
Namun aku ingin mencintaimu hingga ujung waktu,
Melewati batas yang tak terukur oleh hari-hari yang berlalu.
Aku ingin bersamamu sepanjang usia cinta,
Mengiringi detik yang sabar menunggu kita,
Hingga akhirnya waktu tunduk,
Pada akhir yang tak terhindarkan, yang akan memisahkan.
Kau adalah kopiku, yang tak akan kubiarkan dingin,
Yang akan terus kuhangatkan dengan genggamanku,
Meski hidup ini hanya sementara,
Aku akan mencintaimu, hingga cinta itu sendiri berhenti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H