Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manuwa

26 Oktober 2024   21:45 Diperbarui: 26 Oktober 2024   22:09 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ma.nu.wa

Ma.nu.wa, sebuah janji yang terikat,
Langkah-langkah suami membentang waktu,
Menggarap tanah, menekuk lelah,
Demi cinta yang tertanam dalam sumpah.

Kewajiban yang tak sekadar kata,
Ia bekerja bukan hanya untuk diri,
Namun bagi kerabat, bagi sang istri,
Hingga lunas maskawin, hingga sempurna bakti.

Di setiap peluh yang jatuh di tanah,
Tersirat janji yang tulus dan teguh,
Bahwa cinta bukan hanya kata-kata,
Namun tindakan yang berakar dalam hati.

Ma.nu.wa adalah jembatan kasih,
Antara dua keluarga yang kini satu,
Di tanah Seram, tradisi itu hidup,
Mengabadikan cinta dalam kerja,
Mengukir sejarah dalam lelah yang setia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun