Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Putri Awan dari Negeri Langit

25 Oktober 2024   20:41 Diperbarui: 25 Oktober 2024   20:45 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Putri Awan dari Negeri Langit

Di negeri langit, Putri Awan bertakhta,
Cantik bak cahaya pagi, lembut seperti kabut,
Namun hatinya beku pada Sang Raja,
Yang tak dicintainya, meski duduk di singgasana megah.

Rakyat jelata mengorbankan nyawa dan mimpi,
Memetik ribuan bunga mentari untuk Sang Raja,
Menyusun harapan pada kelopak-kelopak indah,
Seperti punggung yang merindu sentuhan cinta.

Sang Raja bersuka, namun cinta tak jua tiba,
Putri Awan tetap hampa dalam tatapannya,
Hati yang dingin, tak bergetar pada kemegahan,
Karena cintanya tertahan, jauh dari istana gemerlap.

Namun, di antara mereka yang terabaikan,
Ada jiwa tulus dari rakyat jelata,
Yang berharap, yang bermimpi dengan setia,
Agar suatu hari, cinta sejati akan menuntunnya.

Semoga angin membawa harapan pada sang putri,
Membisikkannya di balik awan kelabu,
Bahwa cinta sejati tak butuh mahkota atau takhta,
Hanya hati yang bersedia mencinta dengan apa adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun