Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

hujan di senja yang memudar

26 Oktober 2024   09:12 Diperbarui: 26 Oktober 2024   09:20 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan di Senja yang Memudar

Hujan menusuk senja perlahan,
Mengusir mentari dari zona nyaman waktu,
Menggulung hari dalam redup yang mendalam,
Seolah-olah berkata, "Berhentilah sejenak, tak apa."

Kadang, kau tak harus melangkah sejauh yang kau rencanakan,
Tak apa jika hari ini berlalu dalam tenang, tanpa gegas,
Bersikaplah lembut pada dirimu, seperti pada mereka yang kau cinta,
Kau sudah cukup, meski dunia tak selalu memberi tanda.

Ada fase-fase rendah yang harus kau lewati,
Seperti awan muram yang menutupi bulan,
Namun lihatlah, bulan tetaplah abadi,
Tak tersentuh oleh bintang yang mencoba menembus gelap.

Biarkan malam ini berlalu dalam diam,
Berikan dirimu waktu untuk bernapas,
Kelak, ayam akan berkokok, mentari akan merekah,
Dan sinar baru akan hadir, seperti bunga yang mekar pelan,
Memberi napas pada kehidupan yang tertunda sejenak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun