Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Disakiti oleh "Payung" (2)

31 Oktober 2024   10:10 Diperbarui: 31 Oktober 2024   10:32 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Disakiti oleh 'Payung'

Di bawah payung, aku berteduh, Dikecewakan oleh keadaan yang kelabu. Hujan deras mengguyur jiwa, Menghapus senyum, menambah luka.

Keluarga yang seharusnya mendukung, Kini jadi bayang-bayang yang menghimpit. Dihianati oleh cinta yang tak terduga, Rasa sakit ini, oh, begitu menyiksa.

Istirahatlah, wahai hati yang lelah, Berhenti sejenak bukan berarti menyerah. Diam bukan tanda kau telah kalah, Tapi waktu untuk merenungi semua perjalanan yang ada.

Setiap langkah penuh liku dan duri, Namun ingatlah, kau tak sendiri. Ambil napas dalam-dalam, tenangkan jiwa, Karena badai pasti berlalu, membawa cahaya.

Belajarlah tidak komplain pada hidup ini, Sebab setiap detik adalah pelajaran berharga. Rayakan kemenangan kecil di tengah derita, Karena kekuatanmu adalah cahaya di kegelapan.

Saat tuntutan hidup datang menghimpit, Bersikap lembutlah pada diri sendiri, jangan terpuruk. Satu hari demi satu hari kita jalani, Dengan harapan baru dan semangat takkan mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun