Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

menyapa pagi dalam tuli

17 Oktober 2024   17:11 Diperbarui: 17 Oktober 2024   17:14 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menyapa Pagi dalam Tuli

Pagi datang dengan lembut,
menyentuh kulit, membawa cahaya asa,
namun telinga ini tertutup, tersumpal headset,
dunia hanyalah suara digital,
memekakkan ego, menutup kepekaan.

Orang-orang di sekelilingku,
hanya bayangan yang lewat,
suara mereka memudar,
terkalahkan oleh dentuman nada buatan,
sementara alam berbicara,
dengan irama angin, kicau burung,
yang tak lagi kudengar.

Keramahan kota ini ikut membisu,
di balik mata yang terus menunduk,
di telinga yang tak lagi peduli.
Betapa indahnya suara semesta,
mengalun lembut, menuntun kita pada cinta,
pada sesama, pada alam yang memeluk setiap pagi.

Namun, di sini, aku terbelenggu,
dalam senyap yang dibuat oleh dunia maya,
lupa bahwa ada kehidupan nyata,
yang menunggu untuk disapa,
untuk didengar dengan hati yang terbuka.

Semoga suatu pagi nanti,
aku akan melepaskan semua itu,
dan menyapa dunia dengan kepekaan yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun