Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sisa-Sia Nyawa di Tanah Penuh Humus

9 Oktober 2024   23:43 Diperbarui: 10 Oktober 2024   04:08 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sisa-Sia Nyawa di Tanah Penuh Humus

Sisa-sia nyawa tertanam di tanah penuh humus,
Mengakar dalam, berharap berbuah lebat,
Di antara kubangan lumpur dosa,
Doa teranyam dalam keputusasaan,
Berharap cahaya memancar di gelap malam.

Asa terkubur di balik pekatnya malam,
Hanya bintang impian yang tersisa,
Menuntun langkah pada pagi yang belum nyata,
Menyusuri lorong waktu tanpa kepastian,
Menanti mentari, menebar harapan baru.

Namun, di antara doa dan dosa,
Nyawa-nyawa tetap berjuang,
Menggenggam sisa cahaya dalam pekatnya,
Agar suatu hari di bawah langit cerah,
Buah kehidupan mekar, membasuh luka lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun