Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menggali Jati Diri di Gelapnya Malam

6 Oktober 2024   03:52 Diperbarui: 6 Oktober 2024   03:55 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menggali Jatidiri di Gelapnya Malam

Di gelapnya malam, aku menggali jatidiri,
merenungi diri dalam hening yang tak berbatas,
di sana, kutemukan kerendahan hati,
seperti bintang yang malu-malu menyapa,
namun bercahaya terang dalam diam.

Dalam gelapnya malam yang sunyi,
Aku merenung, menggali jatidiri,
Di antara bayang-bayang yang menari,
Mencari cahaya dalam kegelapan hati.

Kerendahan hati melahirkan kemurahan hati,
setiap detik yang kulewati menjadi pelajaran,
bahwa memberi tanpa pamrih,
adalah cahaya yang tak pernah padam,
menghangatkan jiwa-jiwa yang dingin.

Kerendahan hati adalah cahaya,
Yang menerangi jalan dalam kegelapan,
Dengan lembut mengajarkan arti berbagi,
Kemurahan hati tumbuh dari jiwa yang tulus.

Dan dari kemurahan hati, lahir sukacita,
bukan dari harta yang melimpah,
tapi dari hati yang merdeka,
bebas dari ego yang membelenggu,
meluapkan kebahagiaan yang sederhana,
namun begitu nyata dan tulus.

Dari kemurahan hati lahir sukacita,
Seperti embun pagi menyegarkan bumi,
Setiap senyuman dan uluran tangan,
Menjadi benih kebahagiaan yang abadi.

Di malam yang sunyi,
aku belajar menjadi manusia seutuhnya,
menggali jatidiri dalam kerendahan,
dan menemukan sukacita dalam cinta kasih yang murni.

Dalam kesunyian malam ini, aku belajar,
Bahwa jatidiri bukan hanya tentang diri sendiri,
Namun tentang bagaimana kita terhubung,
Dengan sesama dalam harmoni kehidupan.

Malam mungkin gelap dan penuh misteri,
Namun di dalamnya terdapat cahaya harapan,
Menggali jatidiri adalah perjalanan suci,
Menuju kerendahan hati dan sukacita sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun