Senjaku Bersama Sajak Anak-Anak Mati
Senja turun dengan warna sendu,
di antara bayangan malam yang perlahan datang,
di kejauhan terdengar sajak-sajak pilu,
anak-anak mati, terdiam tanpa suara.
Mereka tak sempat mengeja harapan,
hanya sajak yang tertinggal di bumi,
tanpa tawa, tanpa mimpi yang dikejar,
senja menjadi saksi luka yang menganga.
Angin membawa kisah yang tak terucap,
tentang hidup yang dipotong singkat,
di bawah langit yang tak lagi bersinar,
kami hanya bisa menatap,
dalam diam yang begitu pahit.
Senjaku hampa,
bersama sajak anak-anak yang tak pernah selesai,
namun di tiap bait yang mereka tinggalkan,
ada tangisan yang terus mengalun,
meminta dunia untuk ingat,
agar ini tak terjadi lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H