Di antara detik yang berlalu cepat,
aku menata waktu dengan saksama,
setiap jejaknya menyimpan cerita,
setiap hela nafas penuh makna.
Waktu adalah pengukir diam-diam,
menyulam kenangan dalam benang yang rapuh,
dan aku, berdiri di antara harapan,
menyusun arti dari tiap langkah yang jauh.
Tak perlu terburu mengejar bayangan,
karena makna tak selalu datang cepat,
seperti mentari yang perlahan naik,
memberi sinar pada hati yang sabar menanti.
Menata waktu adalah merangkai hidup,
menemukan makna di setiap celah,
aku belajar, bahwa tak semua harus sempurna,
karena di balik kekurangan, tersembunyi indahnya rasa.
Makna itu hadir dalam senyum kecil,
dalam tatap yang tulus, dalam peluk waktu,
di sanalah aku memahami,
bahwa menata waktu adalah seni,
seni menemukan makna di perjalanan yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H