Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

semangkuk kehangatan di kala hujan rindu

15 September 2024   16:42 Diperbarui: 15 September 2024   17:10 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semangkuk Kehangatan di Kala Hujan Rindu

Di tengah badai angin era digitalisasi,
ketika pesan-pesan berterbangan tanpa arah,
aku menanti---dengan semangkuk kehangatan,
di kala hujan rindu menyelimuti senja.

Hujan rindu, membasahi pipi, Semangkuk hangat, peluk kasih. Angin digital, menerpa diri, Cinta tetap abadi, takkan sirna.

Benih cinta bersemi, perlahan-lahan,
di antara layar yang tak pernah padam,
namun di sudut hening jiwaku,
aku hanya ingin menatapmu tanpa kata.

Senja tak lagi jingga seperti dulu,
namun di matamu, aku temukan hangatnya,
seperti semangkuk sup cinta,
mengalirkan damai di tengah hiruk pikuk waktu.

Era ini boleh saja menggila,
tapi dalam dekapan kita,
hujan rindu selalu menemukan tempatnya,
dan benih cinta terus tumbuh bersama senja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun