Dusta Diri"
Dalam bayang-bayang ekspektasi,
Aku hidup tanpa wajahku sendiri,
Menjadi cermin bagi harapan mereka,
Mengikuti jejak yang bukan milikku.
Setiap langkah adalah kebohongan,
Tersenyum dalam kepalsuan,
Hidupku terperangkap dalam mimpi orang lain,
Menitipkan nasibku pada tangan yang bukan tanganku.
Kupikir ini adalah jalan yang benar,
Namun hati berbisik dengan getir,
Bahwa aku telah menjual diriku sendiri,
Dalam bungkusan yang mereka inginkan.
Di setiap kata, di setiap tindakan,
Ada dusta yang kian merangkak,
Memanjangkan rantai yang tak terlihat,
Mengikatku dalam kebohongan yang kusangka kenyataan.
Tetapi sampai kapan aku bisa bertahan?
Dalam hidup yang tak kuakui,
Dalam kebohongan yang kubangun sendiri,
Menunda kejujuran yang menyakitkan.
Maka, kini aku membuka mata,
Merobek topeng yang melekat erat,
Menyadari bahwa hidup ini adalah milikku,
Dan hanya aku yang berhak atas jalan yang kupilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H