Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secercah Mentari Meleburnya Asa

26 Agustus 2024   22:35 Diperbarui: 26 Agustus 2024   22:37 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secercah Mentari Meleburnya Asa

Aku menanam kata, menyiramnya dengan tinta,
Harapan tumbuh subur, bak bunga di taman.
Namun, puisi-puisiku, layu tak bercinta,
Hanya derita yang tumbuh, membiak di taman.

Luka menganga, hujan membasahi jiwa,
Senja menyelimuti, mimpi tak kunjung tiba.
Tubuh puisiku kurus, tak bernyawa,
Hanya gema kesedihan, yang terus bergema.

Harapan melarat, suara tak didengar,
Dalam kegelapan, mimpi tenggelam.
Musim berganti, membawa luka baru,
Suara hati terbungkam, tak pernah bersuara.

Aku menulis dan menulis, namun sia-sia,
Semua yang kucatat, tetaplah pucat.
Secercah mentari, tak kunjung menyinari,
Meleburnya asa, dalam kehampaan hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun