Akar Keutamaan Diri: Murah Hati vs Iri Hati
Di dalam diri, dua akar tumbuh diam-diam,
Satu berkilau lembut, yang lain gelap dan kelam.
Murah hati, akarnya menjalar ke bumi,
Menghidupi jiwa dengan kasih yang tak terperi.
Ia memberi tanpa meminta kembali,
Seperti matahari yang tak kenal lelah menyinari.
Dalam senyumnya ada kedamaian,
Mengalirkan cinta tanpa batas, tanpa keangkuhan.
Namun, di sudut lain, tumbuhlah akar iri hati,
Menjalar di dalam bayang, merayap tak terlihat.
Ia menyebar racun perlahan,
Membakar kebahagiaan dengan nyala kecil yang diam-diam.
Iri hati, ia berbisik di tengah malam,
Menyusup ke dalam mimpi, menanam keraguan dan amarah.
Segala indah yang terlihat,
Selalu dibayang-bayangi oleh rasa tidak pernah cukup.
Tapi di antara keduanya, ada pilihan,
Akar mana yang akan kita pelihara dengan perhatian.
Murah hati mengangkat jiwa,
Menjadikan hidup sebuah anugerah yang terus bercahaya.
Iri hati, meski tampak kuat dan tegar,
Hanya membawa gelap, menutup jalan menuju terang.
Keutamaan diri ada di tangan kita,
Menanam murah hati, mencabut iri hati dari dasar jiwa.
Dalam pilihan ini, hidup menemukan arti,
Menjadi tanah subur bagi cinta dan harmoni.
Murah hati tumbuh, akar keutamaan yang sejati,
Membawa kita terbang tinggi, melampaui batas-batas diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H