Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

rubik rindu

29 Juli 2024   01:06 Diperbarui: 29 Juli 2024   01:29 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rubik Rindu

Aku adalah aku, kepingan puzzle yang hilang,
Mencari sang pemilik, dalam sunyi malam.
Doa-doa menjadi bahasa-bahasa sunyi,
Mengalun lembut, menembus dinding hati.

Waktu malam terasa begitu panjang,
Menghitung detik, menanti mentari pagi.
Dalam gelapnya, rindu menjadi bintang,
Bersinar terang, menerangi hati yang sepi.

Seperti rubik yang tak kunjung terpecahkan,
Aku berusaha menyusun kembali potongan-potongan hati.
Mencari makna di setiap pertemuan dan perpisahan,
Dalam harapan, cinta akan menyatukan kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun