Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jarum Permata Waktu Menusuk Pagi

21 Juli 2024   08:08 Diperbarui: 21 Juli 2024   08:10 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jarum Permata Waktu Menusuk Pagi

Jarum permata waktu menusuk pagi,
Setiap detik berkilau dalam sunyi.
Embun jatuh diam di ujung daun,
Mengisyaratkan harapan dalam kelu.

Waktu berputar tanpa suara,
Menyelinap dalam hembusan udara.
Setiap tarikan nafas menjadi saksi,
Tentang perjalanan yang tak pernah basi.

Cahaya mentari mulai menyapa,
Menghangatkan hati yang sempat beku.
Pagi ini menjadi sakral,
Dalam detik yang berharga.

Jarum waktu, menusuk tajam pagi,
Membangunkan jiwa dari mimpi yang fana.
Emas dan berlian, hasil proses panjang,
Kau, kekasihku, jatuh dari langit tanpa cela.

Tak perlu melalui api pencucian,
Kecantikanmu alami, tanpa hiasan.
Aku mencintaimu, lebih dari harta dunia,
Kaulah permata hati, yang selalu bersinar.

Ketakutan menghalangi langkahmu,
Pikiran berlebihan, membuatmu terpaku.
Langkah pertama, adalah kunci utama,
Untuk meraih mimpi, tanpa ragu.

Rintangan adalah bagian dari perjalanan,
Tetaplah teguh, hadapi dengan kepantasan.
Kau kuat, mampu mengatasi tantangan,
Bersamaku, kita raih puncak impian.

Jadikan setiap hari, sebagai lembaran baru,
Tulis kisah cinta, dengan tinta yang tak pernah pudar.
Bersama kita, membangun masa depan,
Dengan cinta sebagai pondasi yang kokoh dan abadi.


Mari kita simak tiap detik,
Dalam langkah yang penuh arti.
Jarum permata waktu menusuk pagi,
Mengingatkan kita akan hidup yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun