Kutukan Demi Malu Menahan Pilu: Meraih Mimpi di Bawah Langit Mendung
Kutukan demi malu membelenggu jiwa,
Menahan pilu di relung hati yang lara.
Kebahagiaan bagai fatamorgana,
Menanti dijemput, bukan hanya ditunggu di veranda.
Mentari bersinar, meski berselimut mendung,
Celah kecil bagai harapan yang datang.
Beranikan diri, melangkah maju tanpa ragu,
Gapai mimpi, walau rintangan menghadang di depanmu.
Jangan biarkan cintamu terbuang sia-sia,
Perjuangkan dengan penuh semangat dan jiwa.
Bahagia diraih dengan keberanian dan tekad,
Mimpi besar, kunci menuju masa depan yang cerah.
Jangan biarkan mimpi terkubur dalam diam,
Tetaplah jaga, kobarkan apinya yang kian membara.
Mimpi membedakanmu dari yang lain,
Tanpa mimpi, hidup bagai hampa dan tanpa tujuan.
Bersama mimpi, melangkah menuju pagi,
Terobos mendung, raih mentari yang bersinar tinggi.
Visi di benak, genggam erat dalam hati,
Wujudkan mimpi, jadilah dirimu yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H