Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Noktah Cahaya Pagi

19 Juli 2024   04:04 Diperbarui: 19 Juli 2024   04:05 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Noktah Cahaya Pagi

Embun pagi menyapa, mentari mulai bersinar,
Noktah cahaya, harapan baru pun mekar.
Tetaplah menjadi insan baik, di setiap langkah kaki,
Meski terluka, genggam erat nurani suci.

Setajam pisau menusuk, lukamu pasti perih,
Namun balas dendam hanya tinggalkan duri dan sedih.
Rawatlah lukamu, dengan kasih dan sabar,
Tanpa benci, tanpa dendam, yang hanya membawa amarah.

Percayalah, kebaikan akan selalu menemukan jalan,
Membawa kebahagiaan, meskipun terkadang terhalang rintangan.
Jangan abaikan mereka yang tulus peduli,
Yang selalu hadir, menemanimu di kala sedih.

Hargai waktu bersama mereka, bagaikan berlian yang indah,
Jangan sia-siakan, karena kehilangan tak tergantikan selamanya.
Batu-batu kecil yang kau kumpulkan tak sebanding nilainya,
Dibandingkan kasih sayang dan persahabatan yang sejati.

Noktah cahaya pagi, pengingat untuk selalu bersinar,
Meskipun dunia kelam, hatimu tak boleh padam.
Teruslah menebar kebaikan, di setiap detik nafas,
Karena suatu hari nanti, kebahagiaan akan datang dan menetap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun