Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dermaga Rindu, Mencari Cinta Sejati

17 Juli 2024   04:55 Diperbarui: 17 Juli 2024   05:01 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: Dermaga Rindu, Mencari Cinta Sejati

Rindu kepadamu bagai perekat yang tak mudah dilepaskan,
Menempel kuat di hati, setiap saat dirimu kurindukan.
Saat bahagia menghampiri, bayangmu yang pertama hadir,
Ingin berbagi sukacita, agar tawa kita bersatu bersaing.

Ketika gundah gulana melanda, kehadiranmu begitu dirindu,
Hanya kamu yang mengerti pahatnya luka di dalam hatiku.
Engkaulah pelipur lara, yang mampu membuat air mataku berhenti mengalir,
Dan menggantinya dengan senyuman hangat yang tulus dan berseri.

Sepanjang hari dirimu selalu kurindukan,
Tertawa dan menangis bersamamu, itulah dambaan terindah dalam hidupku.
Namun, rindu yang terdalam menyerang kala malam tiba,
Memori indah kebersamaan kita terputar bagai film yang tak jemu kulihat.

Tapi tahukah kau, ada candu yang lebih dahsyat dari rindu ini?
Kecanduan akan ilusi cinta yang selama ini kita jalin,
Cinta yang belum sepenuhnya tulus dan sejati.
Aku ingin melepaskan diri dari belenggu ini,
Menuju dermaga cinta sejati, yang akan sembuhkan luka hati.

Bagaikan bunga yang mencari penyerbuk,
Aku mencari cinta sejati, tempat berlabuh yang sama.
Dermaga cinta yang akan mendekap dengan kehangatan,
Menyembuhkan luka batin dan mengisi kekosongan di dalam jiwa.

Lepaskanlah genggaman rindu yang menjerat,
Demi menemukan cinta sejati yang membawa berkah.
Biarkan masa lalu menjadi pelajaran berharga,
Untuk menggapai masa depan yang lebih bahagia.

Dermaga cinta sejati sedang menunggu,
Dengan pelukan kasih sayang yang tulus dan abadi.
Lepaskanlah candu cinta yang semu,
Menuju kebahagiaan sejati yang hakiki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun