Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

puisi cangkir terakhir

14 Juli 2024   00:20 Diperbarui: 14 Juli 2024   00:42 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Cangkir Terakhir

Malam Terakhir

Cangkir terakhir di genggam erat,
Menemani sisa malam yang kelam.
Pertanyaan demi pertanyaan terucap,
Mencari jawaban di balik kabut yang menyapa.

Detik-Detik Pagi

Satu detik lagi, mentari akan terbit,
Menyapa dunia dengan sinarnya yang hangat.
Malam akan berlalu, digantikan pagi yang baru,
Namun rasa penasaran masih membayangi hatiku.

Bintang Jatuh dan Harapan

Ku tatap bintang-bintang di langit yang kelam,
Berharap ada jawaban yang tersembunyi di sana.
Ku bisikkan semua asa dan harapanku,
Pada bintang jatuh yang melintas di angkasa.

Penantian dan Keteguhan

Mungkin jawaban tak datang seketika,
Mungkin keraguan masih membayangi jiwa.
Tapi aku takkan menyerah, terus mencari jawaban,
Menemukan makna di balik misteri kehidupan.

Malam berlalu, pagi menjelang,
Cahaya mentari menerangi jalan.
Aku melangkah maju dengan teguh,
Mencari jawaban, menjemput masa depan yang cerah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun