Mohon tunggu...
AGUNG CHRISTANTO
AGUNG CHRISTANTO Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

bukan siapa siapa dari nol kembali belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Kidung Tekad Baja

6 Juli 2024   12:07 Diperbarui: 6 Juli 2024   12:19 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi: Kidung Tekad Baja

Wahai jiwa, peluklah erat lara dan nestapa,
Rasa sakit, rintangan, dan segala nestapa,
Syukurilah, di balik duka tersembunyi kuasa,
Kekuatan terpendam, menanti untuk dijelajah

Di balik air mata, tersimpan berani nan perkasa,
Menembus kegelapan, menerangi jiwa yang rapuh.
Tekad bagai karang kokoh di tengah samudra,
Tak gentar badai, tak goyah oleh arus ganas.

Kesulitan bagaikan guru nan bijaksana,
Mengajarkan ketabahan dan ketangguhan jiwa.
Kekurangan adalah cermin diri yang nyata,
Menuntun pada jalan keikhlasan dan penerimaan.

Nikmati setiap detik perjalanan hidup ini,
Syukuri setiap hembusan nafas yang kau miliki.
Kesedihan akan sirna, tergantikan kebahagiaan abadi,
Bilamana tekad baja selalu menemani.

Salam hangat di secangkir kopi pahit ini,
Menemani langkah kaki, menemani mimpi yang tinggi.
Tekad bagai api yang tak pernah padam,
Menyinari jalan, mengantarkan pada puncak impian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun