Di perpustakaan sunyi, berjejer rapi buku-buku usang,
Menjadi sarang rayap, dimakan usia yang tak henti menggerogoti.
Pernahkah kau tatap deretan mereka, bisu dalam kesepian?
Jendela dunia yang terkunci rapat, di era digital yang penuh kepalsuan.
Oh, di mana roh literasi yang dulu membara?
Terkubur di balik layar digital, terlena dengan hiburan sesaat.
Lupa akan kata-kata bijak, terpaku pada gambar dan suara yang tak bermakna.
Bangkitlah, jiwa yang terlena!
Membacalah, asahlah pikiran, jangan biarkan literasi terkubur dalam bisu.
Di balik lembaran usang, tersimpan ilmu dan kebijaksanaan,
Menanti untuk digali, untuk mencerahkan masa depan.
Membaca bukan untuk hari ini, tapi untuk esok yang lebih cerah,
Agar mentari terus bersinar, menerangi jalan yang penuh rintangan.
Buka hatimu, buka pikiranmu, biarkan kata-kata menari di benakmu,
Membawamu ke dunia yang penuh keajaiban, dunia yang takkan pernah pudar.
Jangan biarkan buku-buku usang ini terus menjerit dalam bisu,
Mari dengarkan suaranya, dengarkan bisikan pencerahan dari masa lampau.
Bangkitlah, jiwa yang terlena! Membacalah, majulah!
Demi masa depan yang lebih gemilang, demi Indonesia yang bermartabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H