Mabuk Dunia Bukan Mabuk Tuak Surga
Bait Pertama:
Empu Ranubaya, namamu harum mewangi,
Terukir dalam sejarah sebagai pujangga tersohor.
Namun, kisah cintamu bagai legenda yang tragis,
Penuh dengan nafsu dan ambisi yang membara.
Bait Kedua:
Terbuai dalam kemewahan dan kekuasaan,
Kau mabuk dunia dan lupa diri.
Cintamu pada Ken Arok bagai racun yang memabukkan,
Membuatmu terjerumus dalam dosa dan kehinaan.
Bait Ketiga:
Tuak surga kau tinggalkan,
Tergoda oleh kenikmatan dunia yang semu.
Kehormatan dan martabat kau gadaikan,
Demi memuaskan nafsu dan ambisi yang tak terkendali.
Bait Keempat:
Hingga akhirnya kau tersadar,
Saat kau melihat kenyataan pahit yang terbentang.
Penyesalan dan rasa malu menghantui,
Namun tak ada lagi jalan untuk kembali.
Penutup:
Kisahmu menjadi pelajaran berharga,
Bahwa mabuk dunia bukan mabuk tuak surga.
Hati-hatilah dalam melangkah,
Agar terhindar dari dosa dan kehinaan.