Agung Cahyo Pramono dan Sundahri
Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
PENDAHULUAN
      Kacang hijau adalah salah satu komoditas penting karena dapat digunakan sebagai bahan pangan yang mengandung banyak nutrisi bermanfaat bagi tubuh. Banyaknya nutrisi pada kacang hijau yang baik bagi tubuh mengakibatkan permintaan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, akan tetapi tidak berjalan lurus dengan produksi kacang hijau yang mengalami penurunan. Menurut BPS (2018) produksi kacang hijau di Indonesia mengalami penurunan, pada tahun 2017 produksi tanaman kacang hijau mencapai 241,334 ton dan pada tahun 2018 hanya sebesar 234.718 ton. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menunjang produktivitas tanaman kacang hijau agar sesuai dengan permintaan adalah dengan membudidayakan tanaman kacang hijau pada lahan tergenang seperti lahan sawah (Izzudin et al., 2022). Usaha tani lahan sawah selama ini hanya untuk budidaya tanaman padi yang mengakibatkan kekosongan pada lahan. Kekosongan lahan ini dapat diamanfaatkan dengan usaha tani tanaman kacang hijau, kacang hijau dapat dibudidayakan di lahan sawah dalam pola tanam padi terlebih dahulu kemudian ditanami kacang hijau.
      Genangan merupakan salah satu stres abiotik yang dapat menjadi faktor penentu kegagalan atau keberhasilan hasil panen berdasarkan frekuensi dan luasnya genangan (Chaniago, 2019). Genangan merupakan kondisi lahan yang tergenang dan membentuk lapisan air yang relatif stabil diatas tajuk tanaman yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta dapat berdampak pada hasil dan produksi tanaman karena sensivitas tanaman terhadap kondisi tanah yang terlalu basah (Pais et al., 2022). Kondisi lahan yang tergenang juga dapat mengakibatkan unsur hara yang terkandung dalam tanah tercuci dan mengakibatkan kurangnya pasokan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
PEMBAHASAN
A. Pemberian pupuk NPK
      Penelitian terkait pemupukan NPK terhadap tanaman dengan cekaman tergenang telah banyak dilakukan akan tetapi untuk tanaman kacang hijau masih sedikit informasi yang dapat ditemukan. Pemberian pupuk NPK dilakukan dengan cara memberikan pupuk Urea sebanyak 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. Aplikasi pemupukan N (urea) dilaksanakan 14 hari setelah tanam (HST), sedangkan pupuk P (SP-36) dan pupuk K (KCl) diberikan tiga hari sebelum pindah tanam. Pemberian pupuk NPK dilakukan untuk membantu menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman kacang hijau sehingga diharapkan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tanaman kacang hijau selama fase vegetatif dan generatif dapat terpenuhi (Aminah et al., 2023)
      Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahadiyat et al., (2023) pemberian pupuk NPK dalam berbagai dosis tidak menyebabkan perbedaan tinggi, bobot basah maupun bobot kering tanaman kacang hijau. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau tidak responsif terhadap pemupukan kimia yang disebabkan tinggi nya penggenangan dan menyebabkan penurunan tinggi tanaman, bobot basah dan bobot kering. Kondisi tergenang dapat menyebabkan penurunan pada pH dan kadar oksigen tanah yang kemudian akan berdampak terhadap ketersediaan hara dan mengurangi penyerapan nutrisi sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman terjadi tidak sesuai atau terhambat (Ahadiyat et al., 2023).
      Penggenangan pada tanaman dapat mengurangi tinggi tanaman hingga 33,17% dibandingkan dengan tanaman tanpa kondisi tergenang. Menurut Aminah et al. (2023) penyerapan nitrogen dapat menurun pada kondisi tergenang dikarenakan akar bagian bawah yang terdapat dalam tanah jenuh mati, sehingga luas permukaan akar juga menurun dan mengakibatkan penurunan serapan nitrogen sehingga biomassa yang dihasilkan rendah dan berdampak terganggunya pertumbuhan tanaman.
KESIMPULAN