Mohon tunggu...
Agung Budi Setyawan
Agung Budi Setyawan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

-- Warga Dunia -- boleh di-follow : @agunkbud

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Harus ada Tuhan?

7 Juli 2013   23:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:52 2188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengapa Tuhan ada?"

Ya,, ini mungkin adalah sebuah pertanyaan lanjutan dari rentetan pertanyaan simpel masa kanak-kanak yang kadang "nyege'i" namun kadang butuh pilah pilih jawaban yang tepat untuk menjelaskannya, sebab salah jawab sekali bisa jadi jawaban kita akan dibawa oleh si penanya kecil sampai liang lahat. #ah berlebihan

Beberapa pertanyaan simpel adalah sebagai berikut

> pa, pa, (panggilan papa),, tuhan itu apa sih pa?

>ma, ma, (panggilan mama),, tuhan itu besar ya ma? besar mana sama matahari, planet jupiter, atau langit?

>mak, mak, (panggilan emak),, *jawa* Lapo seh mak, tuhan iku kudu onok? (kenapa sih mak, tuhan itu harus ada?)

Kadang kita pun bingung jawaban apa yang akan kita berikan pada penanya, nah saat itulah kita bisa mengandalkan sedikit pengetahuan kita, namun jika tidak tahu jawabnya, sifat superioritaslah yang sering muncul, contoh, "halah nak, kamu masih kecil, gak paham masalah begituan" atau " yo memang takdir e gitu nak,"

Jawaban saya sih sederhana saja, yakni "Harus ada sesuatu yang menjadi penyebab dari terjadinya segala sesuatu"

jadi, mau ndak mau, kita harus percaya adanya Tuhan. Mungkin sebagian dari kita menolak. Tapi alangkah baiknya kalau kita lacak semua kejadian penciptaan di alam semesta ini. Pasti ada sebuah "missing gap" yang hanya bisa diisi oleh suatu dzat yang  di atas normal, di luar nalar, yang biasa kita sebut sebagai Tuhan.

Mungkin anda menolak, merasa bingung, atau tidak jelas dengan postingan saya yang satu ini? ya, sama kalau begitu, ini post pertama saya di forum kompasiana yang baik ini. Kalau ada masukan, saran atau hinaan, cacian. Penulis terima dengan dada lapangan, eh lapang.

Terimakasih sudah mampir dan membaca, kalau anda punya uneg2, komen saja, daripada dipendam sendiri. Nanti malah sakit. :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun