Musim hujan yang masih berlangsung di Kota Ambon membuat sebagian petani merasa beruntung. Pasalnya, harga komoditas sayuran menjadi naik dan bisa menambah pendapatan bagi para petani. Harga sayuran di Kota Ambon masih tergolong cukup tinggi dibandingkan kota lain di Indonesia. Berdasarkan harga statistik Hortikultura tahun 2009, komoditas kangkung memiliki rata-rata harga tertinggi dibandingkan provinsi lainnya. Harga rata-rata kangkung selama tahun 2009 di Maluku adalah Rp 5.409,0/kg, sedangkan harga rata-rata nasional mencapai Rp 2.813,9/kg. Harga tertinggi ini juga diikuti oleh komoditas lainnya seperti ketimun, kol/kubis, cabe merah, dan tomat sayur. Harga tersebut melonjak lebih tinggi jika sedang berlangsung musim hujan. Musim hujan mengakibatkan persediaan sayur akan berkurang akibat menurunnya produktivitas tanaman sayuran.
Namun, dari sisi produksi, petani sayuran harus berpikir lebih keras bagaimana caranya menghadapi hujan yang bisa merusak tanaman. Hujan yang berlangsung bisa bertahan sampai 2 atau 3 hari berturut-turut. Intensitas hujan yang terus-menerus bisa membuat tanaman busuk, kerdil, rusak karena tanah tergerus oleh aliran air yang deras. Unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman terbawa oleh air hujan sehingga pemupukan yang dilakukan tidak tepat sasaran. Tanah yang terhujani terus-menerus juga akan menjadi asam dan menyebabkan tanaman menjadi busuk. Selain itu, hujan juga menutupi sinar matahari yang sangat diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh berkembang.
Biasanya petani menggunakan pelindung dari plastik untuk mengatasi masalah ini. Setiap bedengan diberi pelindung atau atap yang transparan. Atap tersebut melindungi tanah dan tanaman sayur dari hujan deras yang bisa mengikis tanah dan merusak tanaman. Selain itu, atap yang transparan membuat panas terakumulasi di atas bedengan karena atap tersebut memantulkan panas yang berasal dari lahan pertanian. Hal ini membuat kondisi tanaman bisa bertahan dari sedikitnya sinar matahari yang diperoleh akibat hujan yang berkepanjangan.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kota Ambon tahun 2013 bahwa konsumsi energi dan protein yang berasal dari sayur dan buah perlu ditingkatkan. Rata-rata konsumsi masyarakat Kota Ambon terhadap sayur dan buah adalah 80 Kkal/kap/Hari, sedangkan standar konsumsi energi yang berasal dari sayur dan buah adalah 120 Kkal/kap/hari. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat Kota Ambon terhadap sayur dan buah masih membutuhkan 40 Kka//kap/hari untuk memenuhi angka kecukupan dari konsumsi sayur dan buah. Kekurangan terhadap satu atau beberapa jenis pangan akan menimbulkan kekurangan terhadap zat gizi tertentu terutama zat gizi mikro.
Kekurangan konsumsi sayur ini tentunya akan menjadi motivasi petani sayuran untuk dapat memperluas lahan atau meningkatkan produktivitas komoditasnya. Harga yang tinggi menjadi indikator bahwa usaha agribisnis sayuran di Kota Ambon masih cukup menjanjikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Propinsi Maluku tahun 2013, terjadi kenaikan luas lahan hortikultura dari tahun 2011 sampai tahun 2012. Komoditas cabe tahun 2011 memiliki luas panen 594 Ha, terjadi peningkatan pada tahun 2012 menjadi 945 Ha. Ketimun memiliki luas panen 298 Ha pada tahun 2011, meningkat di tahun 2012 menjadi 422 Ha. Perluasan luas panen ini diikuti oleh komoditas lainnya seperti tomat, terong, kubis, kacang panjang, dan lain-lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H