Mohon tunggu...
Agung Kuswantoro
Agung Kuswantoro Mohon Tunggu... Administrasi - UNNES

Pengin istiqomah dan ingin menjadikan menulis menjadi kebiasaan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Siswa pun Bisa Mempraktekkan E Arsip Pembelajaran

13 Agustus 2016   21:29 Diperbarui: 13 Agustus 2016   21:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sabtu, 13 Agustus 2016 menjadi waktu yang sungguh memberikan manfaat kepada saya. Ada empat puluh siswa sudah menanti untuk belajar bersama e arsip pembelajaran. Sebuah karya yang saya ciptakan bersama Trisna. Sudah banyak tempat, saya berbagi bersama kepada guru-guru baik di Jawa Tengah, Bekasi, dan Jawa Barat. Namun untuk kali ini, saya akan berbagi mengenai e arsip tersebut kepada siswa.

Ini adalah pengalaman pertama saya menyampaikan materi dari produk saya. Ibarat orang jualan, biasanya saya menjual produk saya kepada para guru yang tergabung dalam MGMP. Siswa-siswa tersebut adalah SMK Ky Ageng Giri, Mranggen Demak, Jawa Tengah. Sebuah tempat yang kurang lebih 10 kilometer dari Mranggen, Demak. Jauh.

Siswa-siswanya kebanyakan dari santri pondok Ky Ageng Giri Ageng, sebuah pondok pesantren dengan jumlah santri yang banyak. Saya melihat sendiri saat solat berjamaah solat dhuhur yang jamaahnya hingga seratusan santri. Angka yang fantastik solat jamaah dhuhur dengan jumlah jamaah yang sangat banyak.

Acara dimulai pukul 08.00 WIB di ruang kelas. Kami terdiri dari Saya, Trisna, Bapak Ahmad Nurkhin, dan Bapak Mushin. Acara dilakukan di dua tempat yaitu di kelas dan labolatorium. Kelas digunakan untuk serah terima kami dan pemberian kenang-kenangan secara simbolik. Labolatorium digunakan untuk praktek e arsip pembelajaran.

Siswa-siswa sangat antusias menyambut kami. Jawaban salam atas doa yang saya ucapkan dijawab dengan kompak dan fasih. Komputer dan laptop mereka siap untuk menerima aplikasi yang telah saya siapkan. Mereka memang dalam taraf belajar. Aplikasi yang saya buat memang kental dengan konsep manajemen e arsip mulai dari pencatatan (baca pemberkasan), penyimpanan, peminjaman, hingga pengembalian. Dalam pencatatan pun ada konsep indeks, cara penulisan penyimpanan, hingga laci, guide, dan map atas arsip yang akan disimpan. Jadi belajar e arsip pembelajaran juga harus memahami manajemen kearsipan.

Saya sangat memuji semangat mereka dalam mendalami e arsip pembelajaran. Setiap arsip yang akan disimpan mereka langsung mempelajarinya, mulai dari pencatatan hingga peyimpanan. Sembari saya memandu mereka untuk mengentry satu arsip, saya bertanya mengenai konsep-konsep arsip yang akan disimpan. Alhamdulillah mereka memahami konsep manajemen kearsipan. Mereka memahami sistem penyimpanan arsip mulai dari pencatatan hingga penyimpanan.

Saya menggunakan strategi setiap langkah yang akan dikerjakan harus dilakukan bersama. Artinya, saat mengentri semua siswa harus mengentri, sembari saya memberikan keterangan yang terkandung dalam konsep kearsipan. Jika ada siswa uang tertinggal dalam langkah pekerjaannya, maka kita akan membantunya. Dan, semua siswa akan menunggunya. Jadi satu langkah, untuk satu kelas. Tidak ada yang tertinggal dalam proses pembelajaran. Jjika ada siswa yang tertinggal satu langkah pekerjaan, maka akan tertinggal semua langkah pekerjaannya, karena pekerjaan dalam proses pengarsipan elektronik saling terkait.

Baru kali ini, saya dapat memperagakan satu surat lengkap mulai dari pencatatan hingga penyimpanan hanya dalam waktu satu jam. Biasanya, peserta pelatihan mengentri satu surat saja, hingga dua jam. Namun karena pemahaman mereka terhadap konsep kearsipan baik dan mampu mengoperasikan komputer dengan baik pula, maka cepat mereka dalam mengentri dan menyimpan surat. Bahkan setelah satu surat mereka mengentri, kemudian mereka praktek mengentri dan menyimpan surat lagi dengan sistem penyimpanan yang berbeda dengan arsip yang dijadikan contoh pertama. Sistem penyimpanan arsip pada contoh yang pertama menggunakan sistem abjad untuk surat masuk. Pada contoh yang kedua menggunakan sistem sistem tanggal (kronologis) untuk surat keluar. Ya, alhamdulillah mereka mampu. Padahal saya hanya menerangkan satu arsip dan posisi saya duduk di depan, sembari istrihat.

Luar biasa mereka, meskipun sekolah mereka jauh dari kota. Bahkan semua tim saya ikut tidak ada sinyal di sekolah tersebut, namun mereka antusias dalam belajar. Tidak cukup belajar saja, namun mereka memiliki gairah untuk mempelajarinya. Terbukti mereka bisa memahami e arsip pembelajaran dan tidak gaptek teknologi.

Sebuah pengalaman yang menarik bagi saya dapat berbagi kepada mereka. Mereka adalah siswa dan santri. Diawal pembelajaran saya memberika yel-yel dengan kalimat SMK KY AGENG GIRI YES, SANTRI HEBAT. Saat memberikan yel, yang ada hanya gemuruh ruang tersebut. sekali lagi mereka sangat antusias. Antusias itulah yang menjadikan semangat saya juga dalam memberikan materi.

Hampir dua jam lebih saya mempraktekkan e arsip pembelajaran. Tiba saatnya, saya berpisah dengan mereka. Mereka pun tak segan-segan bertanya atas materi yang saya berikan. Dengan bekal tiga hadiah yang telah dibungkus kertas, saya memberikan pertanyaan kepada mereka. Siapa yang dapat menjawab dengan benar, maka mereka berhak mendapatkan hadiah tersebut. Tiga pertanyaan pun mereka mampu menjawabnya, berarti ludes semua hadiah yang telah disiapkan oleh sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun