Suatu tantangan bagi saya untuk mengampu mata kuliah Komunikasi Bisnis. Tak mudah untuk menyampaikan materi dalam mata kuliah tersebut, karena bersifat personal.
Apalah hebatnya teori, namun lemah dalam praktek. Ungakapan ituyang saya pegang saat memberikan mata kuliah Komunikasi Bisnis (Kombis). Jadi, dibutuhkan praktek dalam mata kuliah ini. Saya merasa mahasiswa mampu, bahkan hafal definisi komunikasi. Namun, penguatan dalam mata kuliah ini, tak sekedar paham atau hafal definisi komunikasi saja, namun harus mampu mempraktekkan komunikasi yang baik atau menjadi komunikator yang handal.
Itulah yang menjadi judul saat pertemuan kedua pada mata kuliah Kombis. Saya membuat strategi dengan memberikan artikel kepada mereka. Artikel tersebut tentang Ir. Soekarno yang mengenalkan bangsa Indonesia melalui bangunan. Adapun bacaannya, sebagai berikut:
Ir. Soekarno Mengenalkan Indonesia Lewat Bangunan
Siapa yang tidak mengenal Ir. Soekarno? Pastinya, kita mengenal siapa beliau, yaitu presiden pertama Republik Indonesia (RI). Beliau juga proklamator kemerdekaan RI. Jasa beliau terhadap bangsa kita sangatlah banyak. Oleh karenanya, kita patut bersyukur pada Allah SWT, karena Allah memberikan nikmatnya melalui bangsa ini dengan kehadiran beliau.
Saya kagum pada beliau dari segi komunikasi yang beliau tampilkan. Cara berpakaian beliau, yang selalu mengenakan jas berkancing empat, tongkat kecil, kopyah hitam, dan kacamata hitam yang ia gunakan mempunyai “simbol” bahwa beliau adalah orang yang wibawa, sehingga siapa pun yang bertemu rasanya “segan” karena karakternya yang khas.
Sisi lain yang saya kagumi adalah pesan yang beliau pada dunia, bahwa Indonesia adalah negara hebat. Pesan itu diwujudkan dari bangunan yang beliau dirikan di ibukota negara. Bahkan, bangunan tersebut menjadi prestasi dan identifikasi bangsa Indonesia, di mata dunia.
Pertama, Monumen Nasional (Monas), sebuah monumen yang berdiri tegak vertikal (tugu) dengan ketinggian 132 meter yang berlokasi di Lapangan Merdeka. Bangunan tersebut didirikan pada 17 Agustus 1961 hingga 12 Juli 1975. Monumen tersebut didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintah kolonial Belanda.
Kedua, Stadion Utama Gelora Bung Karno, sebuah stadion olahraga yang merupakan bagiankompleks olahraga gelanggang olahraga Bung Karno. Stadion yang umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkat internasional. Dibuat tanggal 8 Februari 1960 hingga 24 Juli 1962, dengan didanai dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS melalui kredit lunak. Gelora Bung Karno (GBK) merupakan satu-satunya stadion bertaraf internasional.
Ketiga, Masjid Istiqlal, sebuah tempat ibadah bagi orang muslim yang terbesar se-Asia Tenggara. Bahkan terbesar ke-3 setelah Masjidil Haram, dan Nabawi. Didirikan pada tanggal 24 Agustus 1951 dengan arsitek Frederich Silaban, seorang kristiani protestan. Pembangunan masjid selesai padatanggal 22 Februari 1978, dengan gaya arsitektur modern internasional. Kapasitas jamaah 200.000 orang dengan jumlah kubah dua dan menara satu.
Keempat, monumen patung Dirgantara atau patung Pancoran, sebuah monument patung yang menggambarkan kedirgantaraan. Patung “manusia angkasa”, memiliki makna semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjajah angkasa. Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso pada tahun 1964-1965 dengan bantuan keluarga Arca Yogyakarta.
Kelima, kompleks parlemen, sebuah bangunan yang awalnya untuk penyelenggaraan Conefo (Conference of the New Emerging Forces) yang merupakan wadah dari semua New Emerging Forces. Conefo sebagai tandingan terhadap PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa). Pembangunan dimulai tanggal 8 Maret 1965 hingga 1 Februari 1983 dengan arsitek Soejoedi Wirjoatmodjo. Bangunan tersebut mirip dengan hewan kumbang (wang wong).
Keenam, Jembatan Semanggi, suatu flyover yang dibangun di kawasan Karet Semanggi. Akan tetapi, banyak juga yang mengatakan mirip dengan daun semanggi. Jembatan ini menginspirasi pada jalan lain untuk memutar dalam perempatan, sehingga tidak macet. Berbeda dengan traffic light, yang kadang membuat kemacetan.
Keenam bangunan tersebut ide dasarnya, atau penggagasnya adalah Ir. Soekarno. Beliau mampu memberikan pesan kepada dunia, bahwa Indonesia adalah negara yang hebat. Secara pembangunan kokoh dan kuat, sebagaimana bangsa Indonesia.
Dari bacaan tersebut, saya memberikan pertanyaan, diantaranya (1) Apa ada kaitan artikel tersebut dengan komunikasi? (2) Jika ya, apa itu komunikasi menurut Saudara? (3) Buatlah model sederhana tentang komunikasi dari artikel tersebut!
Melalui artikel tersebut, saya harapkan mampu menjadi komunikator handal. Komunikator handal tak sekedar menonjol penampilan, tetapi menguatkan pesan yang akan disampaikan, sebagaimana Ir. Soekarno, yang menyampaikan pesan, bahwa bangsa Indonesia adalah negara hebat, yang dibuktikan dengan bangunan-bangunan megah.
Dari itulah, saya ingin mengajak mereka untuk menjadi komunikator handal. Sejak sekarang, mereka harus mampu membangun image atau menguatkan karakter dalam dirinya, sehingga pesan yang ada dalam diri mereka akan kuat. Semoga melalui mata kuliah ini, kita bisa menjadi komunikator yang handal, sebagaimana presiden pertama Republik Indonesia.
Agung Kuswantoro, dosen pendidikan administrasi perkantoran Unnes dan pengampu mata kuliah komunikasi bisnis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H