Pernikahan merupakan hal yang sakral, janji di hadapan Tuhan untuk terus bersama menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Namun, apa daya jika pernikahan yang dibangun atas nama cinta mengalami keretakan bahkan hancur berkeping-keping.
Ada banyak penyebab perceraian, tidak semata-mata karena masalah ekonomi, gono gini, atau ketidakcocokan. Namun, apa pun yang menjadi alasan perceraian hendaknya Anda mempersiapkan diri agar tidak terkejut dengan kehidupan baru yang akan Anda jalani. Adapun berbagai hal yang biasa terjadi setelah perceraian terjadi, antara lain sebagai berikut.
- Krisis Kepercayaan Diri
Perceraian selalu membekas kuat dalam ingatan. Bagaimana Anda sampai pada titik yang dinamakan perceraian hingga menyandang status baru sebagai duda atau janda. Anda tidak perlu merasa malu atau minder.
Memang, tak sedikit orang yang pasca perceraian mengalami krisis kepercayaan diri. Bagi mereka perceraian adalah aib, tetapi ingatlah bahwa segala sesuatu yang terjadi telah digariskan. Barangkali memang perceraian adalah cobaan yang harus Anda hadapi dan lalui dengan penuh kesabaran dan kebesaran hati.
- Stres dan Depresi
Terlalu banyak pikiran dan tekanan selama perceraian berlangsung akan berdampak buruk pada kesehatan mental Anda. Jangan heran jika setelah resmi bercerai Anda mengalami stres bahkan depresi yang dimulai dari gangguan tidur di malam hari.
Jangan sepelekan masalah ini. Datang dan konsultasikan pada ahlinya agar masalah Anda segera ditangani dengan baik. Jangan sampai Anda menyesal di kemudian hari.
- Tidak Percaya Pernikahan
Kegagalan yang Anda alami dalam mengarungi bahtera rumah tangga bersama mantan pasangan tidak hanya membuat kepercayaan diri Anda menurun, melainkan juga menimbulkan rasa tak percaya pada pernikahan dan cinta.
Sebenarnya hal tersebut adalah wajar mengingat Anda tengah dalam keadaan kecewa dan tertekan pasca perceraian. Namun, jangan sampai perceraian membentuk Anda menjadi seseorang yang tidak percaya pada apa pun.
- Masalah Harta
Tidak sedikit perceraian yang berakhir dengan hubungan buruk. Umumnya, hal tersebut terjadi karena masalah harta gono gini. Jika Anda mengalami hal ini, segeralah bertindak agar tidak semakin pelik.
Hubungi mantan pasangan Anda dan lakukan pertemuan santai. Ajak ia untuk menggunakan jalur damai dalam menyelesaikan masalah harta bersama. Anda bisa melakukan kesepakatan yang saling menguntungkan, bisa dengan pembagian harta secara adil, 50:50 atau sesuai dengan tingkat kontribusi.
Jika Anda berhasil mencapai kata mufakat, tidak perlu untuk repot melayangkan gugatan ke pengadilan. Waktu yang ada dapat Anda gunakan untuk berbenah, mempersiapkan kehidupan yang baru.
- Perebutan Hak Asuh Anak