[caption id="attachment_335796" align="aligncenter" width="448" caption="sumber mapcomm.com"][/caption]
Baru kali pertama saya berkesempatan mengunjungi Perpustakaan Kementrian PU yang terletak di gedung Heritage kantor Kementrian PU, kesan awal yang saya dapati adalah, menarik, komplit dan sangat memanjakan “penggila buku”. Ruangan didesign dengan warna cerah dan pencahayaan diatur sangat memadai, nyaman dan betah berlama lama di ruangan ini. Deretan buku tua yang terbit pada tahun 1843 sampai 1960 berbahasa Belanda, Prancis, Jerman, dan Inggris terkoleksi dengan rapi. Perawatan buku buku langka sangat professional, setiap buku diletakkan dalam lemari kaca agar bertahan lama. Buku bak benda ajaib yang akan diwariskan bagi generasi mendatang. Membuka lembar demi lembar buku seperti diajak berwisata menjelajahi masa silam yang sangat menakjubkan. Manusia dari masa ke masa memiliki tantangan yang sama sesuai masanya, yang terbersit dalam pikiran saya adalah nenek moyang kita sudah memikirkan kita saat ini. Dari sudut pandang infrastruktur banyak bangunan lintas jaman dan generasi masih sangat kokoh bahkan masih berfungsi dengan baik tersebar di seantero negri tercinta ini, kemanfaatannya bangunan itu melampui usia para penggagasnya.
[caption id="attachment_335797" align="alignright" width="710" caption="buku langka (sumber pustaka.pu.go.id)"]
Selain buku jaman dulu tentu tersedia juga buku masa kini merupakan hasil study, buku referensi, makalah, majalah dan tentu saja koneksi internet yang bebas diakses selama jam kerja. Fasilitas belum berhenti disitu ada ruang multi media yang dilengkapi dengan TV berserta DVD dan CD peliputan dan documenter.
Nangkring menyusuri sejarah PU
Acara yang digagas ini membuka mata saya yang awam tentang perjalanan Kementrian PU. Pemilihan lokasi di perpustakaan sangatlah mendukung acara nangkring yang mengusung tema "Mengenal InfrastrukturPU Lewat Perpustakaan Kementerian PU", ibarat mencari padi di lumbung.
Menilik nama kementrian PU sendiri mengalami evolusi bermula pada zaman Hindia Belanda dikenal dengan nama “Burgerlijke Openbare Werken (1919)” kemudian menjadi “Departement van Verkeen en Waterstaat (1924)”, pada masa pendudukan Jepang berubah menjadi Kotobu Bunsitsu, lazim juga disebut “Oeroesan Pekerdjaan Oemoem”
Pada tanggal 3 Desember 1945 kantor Pusat Departemen Pekerjaan Umum di Bandung diserang oleh tentara sekutu/ Belanda bersenjata lengkap, dan dipertahankan oleh 21 orang pemuda yang tergabung dalam Angkatan Muda PU dengan persenjataan seadanya. Dalam pertempuran tersebut, 7 orang pemuda dinyatakan hilang dan gugur, sejak saat itu tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Bakti PU.
Pemaparan tentang sejarah PU disampaiakan Sekjend Ir. Agoes Widjanarko, MIP, didampingi Kapuspom Publik Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.ENG.SC. dan Ir. Waskito Pandu, MSc. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) disertai slideshow yang sangat mendukung, membuat peserta nangkring khususnya saya pribadi seperti diajak menyusuri masa ke masa.
Usai kemerdekaan mulailah pembangunan bergeliat,
-1950 dimulai proyek khusus pembangun kotabaru kebayoran,
-Pada rentang 1950-1960 secara berkesinambungan dimulai Pembangunan Waduk Jatiluhur, Proyek Air Minum Pejompongan (Jakarta) dan Cisangkui (Bandung), Perencanaan dan pembangunan Kota Pekanbaru dan Palangkaraya, Pembangunan pembangkit-pembangkit listrik, Jembatan-jembatan besar, pembangunan jalan di berbagai daerah.
-Pada tahun 1960-1965 merupakan tahap awal Pembangunan Jalan Trans Sumatera dan Trans Sulawesi. Proyek Mandataris menyambut Asian Games IV (pembangunan gelanggang olahraga terpadu, Jembatan Semanggi, Gedung DPR, dll), Pembangunan Monas, Pembangunan Jembatan Ampera.
Pada masa pemerintahan Presiden Suharto yang terkenal dengan PELITA (Pembangunan Lima Tahun), secara bertahap dilakukan pembangunan yaitu
-PELITA I, Peresmian Bendungan Jatiluhur, Bendungan Karangkates, Bendungan Selorejo, Bendungan Lengkong Baru, pembangunan berbagai PLTA, PLTU dan PLTD,
-PELITA II, Pendirian PERUMNAS,
-PELITA III, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Rusun PERUMNAS Tanah Abang, Jembatan Kapuas, Jembatan Ketahun, Bendung Selima,
-PELITA IV, perluasan jaringan irigasi, jalan, jembatan,
-PELITA V, embung-embung di Indonesia Timur,
-PELITA VI, Waduk Tiu Kulit, Waduk Mamak, Waduk Pengga, Jembatan Mamberamo, Jembatan Ban.
Dengan tahapan pembangunan yang tersusun dan berkesinambungan setiap PELITA, terlepas dari pro dan kontra periode Orde Baru tidak terlalu berlebihan apabila Presiden Suharto mendapat julukan Bapak Pembangunan.
PERJALANAN INFRASTRUKTUR
Sementara pada bidang keinfrastrukturan Presiden Sukarno menjadi penggagas Jembatan Semanggi dan Ir Sutami sebagai perancang konsep arsitektur, dipilih nama semanggi karena diselaraskan dengan bentuk jalan yang menyerupai daun semanggi. Jembatan ini direnovasi dan mengalami pelebaran hingga diresmikan tanggal 10 November 1989. Pada 8 Februari 1960 pencanangan pembangunan kompleks olahraga untuk Asian Games IV, Stadion Utama berkapasitas 100.000 penonton selesai dibangun pada 21 Juli 1962.
Pada rentang tahun 1964-1973dibangun Bendungan Sutami yang terletak di 35 km arah barat daya dari Kota Malangberkapasitas maksimal343 juta m3. Pemilihan nama Sutami sebagi bentuk penghargaan kepada Ir. Sutami, Menteri Pekerjaan Umum pada masa tersebut.
Pada era Pemerintahan presiden Suharto tepatnya tahun 1973, dibangunlah Jalan bebas hambatan (TOL) pertama yaitu Jagorawi sepanjang 59 km, diresmikan 9 Maret 1978, Pembanguan tahap I 1974-1978,
Pada medio 1980-an dibangun Bendungan Wadaslintang berkapasitas maksimal 443 juta m3, terletak di 40 km arah selatan dari Kapubaten Wonosobo, Mulai dibangun tahun 1982 selesai tahun 1987, waduk ini mampu menyediakan air bagi irigasi persawahan seluas 31.114 ha. Pada tahun 1992 dibangun Jembatan Barelang di Batam Kepulauan Riau dengan total panjang 2.264 m. Nama Barelang merupakan akronim dari tiga pulau besar di Kepulauan Riau yaitu Batam, Rempang dan Galang, jembatan yang terdiri dari 6 cabang jembatan ini masing-masing dinamai dengan nama raja-raja yang berkuasa di Kerjaaan Melayu Riau Abad 15-18 M
PENCAPAIAN PU
Rangkaian panjang perjalanan bangsa ini berbanding lurus dengan perjalanan pembangunan di semua aspek, pun capaian yang telah ditorehkan kementrian Pekerjaan Umum menjadi mozaik yang mewarnai bangsa ini:
-Bidang Sumber Daya Air Pada 2005- 2014 telah diselesaikan pembangunan 22 waduk (7 waduk selesai 2014) dan 642 embung/situ.
-Bidang jalan dan jembatan secara bertahap pada 2005; 34.676 km, 2009; 35.411 km, dan 2014; 38.401 km.
-Bidang Pemukiman secara bertahap mengalami peningkatan tahun 2005; Air Minum (AM) 43,37% , Sanitasi (SN) 40,88% tahun 2009 ; AM 47,71% , SN 51,90% kemudian tahun 2014; AM 65,61%; 61;00%
-Bidang penataan ruang sampai dengan akhir tahun 2013 telah diterbitkan 4 Perpres Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau, 4 Perpres RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN), 18 Perda RTR Provinsi, 259 Perda RTR Kabupaten dan 70 Perda RTR Kota.
PENCAPAIAN INFRASTRUKTUR
[caption id="attachment_335793" align="aligncenter" width="227" caption="pembangunan Cipularang (sumber ;pustaka.pu.go.id)"]
Tol Cipularang
Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) mulai dibangun pada Februari 2002, panjang total jalan tol 116 kmdengan cara meratakan kawasan perbukitan dengan volume 14 juta m3 atau setara dengan kotak raksasa sebesar 700x200x100 meter
Jembatan Kayahan
Berlokasi di atas Sungai Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sepanjang 640 meter dengan masa konstruksi dari 1995-2001, diresmikan tanggal 13 Januari 2002
Waduk Batutegi
Dengan luas genangan 21 km2, merupakan bendungan dengan letak tertinggi di Asia Tenggara Berada di Provinsi Lampung, proses pengerjaan fisik di mulai tahun 1995, diselesaikan tahun 2000 dan diresmikan tahun 2003
Jembatan Suramadu
Jembatan yang menghubungkan Surabaya dan Madura ini memiliki panjang jembatan 5.438 m, mulaidibangun pada 20 Agustus 2003, puncak pekerjaan proyek sampai melibatkan 2.833 tenaga kerja, dilengkapi SHMS atau Sistem Monitoring Kesehatan Jembatan dan pondasi Bor Pile di laut sedalam 104 m, diresmikan pada 11 Juni 2009 oleh Presiden SBY
Rusunawa Unpad
Bangunan yang diresmikan tahun 2010 ini terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terdiri atas 2 twin block, dengan 192 unit
Sistem Penyediaan Air Minum desa mandangi
Terletak di Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang, Madura Jawa Timur dengan menggunakan teknologi (RO) Reserve Osmosis, diresmikan tahun 2012
Jalan TOL Bali Mandara
Jalan tol pertama di Indonesia yang dibangun di atas laut, panjang jalan kurang lebih 12 km membentang diatas tiga puluh lima ribu tiang pancang pada 14 ribu titik. Waktu pengerjaannya relatif singkat, hanya 14 bulan saja, diresmikan Agustus 2013
Jembatan Kelok 9
Jembatan Kelok 9 mulai dibangun tahun 2003, menggunakan pondasi tahan gempa sampai kekuatan 10 Skala Richter (SR), total panjang jembatan 964 m, pilar jembatan setinggi 58 m., diresmikan tahun 2013
Denpasar Sawerage Development Project
Merupakan pengolahan limbah yang diolah di Intalasi Pengolahan Air Limbah Suwung. Pembangunannya menggunakan cara clean construction, sehingga mengurangi gangguan terhadap lingkungan yang notabene merupakan daerah wisata. Tahap pertama, mampu melayani 30% penduduk di daerah Denpasar, Sanur, dan Kuta ditargetkan selesai 2014.
Waduk Jatibarang
Waduk ini terletak di Semarang Jawa Tengah mulai dibangun Agustus 2011 dengan luas genangan 184 hektar
Waduk Jatigede
Waduk ini berfungsi sebagai cadangan air bagi 90 ha lahan irigasi dengan luas genangan 43 km2. Terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sementara air berasal dari Sungai Cimanuk
Saatnya Mengenal PU lebih dekat lewat rumus ABC
Sekjen Ir Agus Wijanarko menyampaikan bahwa apa yang dilakukan PU sebagai pendukung kesejahteraan rakyat, bahwa dengan disediakan sarana dan prasarana yang memudahkan akses perekonomian tentu imbasnya pada kesejahteraan.
Sementara Ir Dannis Sumadilaga (kapus Publikasi) membuka pengetahuan awam saya, kalau selama ini PU selalu identik dengan dengan infrasturtur jalan saja, tetapi sebenarnya tugas PU mencakup ;
A untuk Air ; Ketahanan pangan, penyediaan air baku dan pengendalian banji
B untuk Binamarga ; Peningkatan konektivitas dan kelancaran arus orang dan barang ( Jalan dan Jembatan, Jalan Tol)
C untuk Ciptakarya ; meliputi Pencapaian sasaran MDG’s (air minum dan sanitasi), peningkatan kualitas permukiman dan penataan bangunan, dan mendukung pengurangan kemiskinan.
[caption id="attachment_335795" align="aligncenter" width="720" caption="penyerahan kenang kenangan (dok.pribadi)"]
Selama lebih dari dua jam acara nangkring berjalan dengan ringan tapi mengena, sessi Tanya jawabpun berjalan tanpa debat kusir. Enggan rasanya beranjak dari perpus kementrian PU. Pikiran saya menerawang sembari berharap dengan sangat semoga apa yang saat ini menjadi buah karya anak Negri ini mampu bertahan lama hingga lintas generasi sambil membayangkan proyek jalan di Pantura.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H