Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengelola Keuangan Keluarga: antara Hemat dan Pelit

1 April 2017   05:40 Diperbarui: 1 April 2017   20:00 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang Financial Planer (FP), dalam bukunya mengajak pembaca menghabiskan gaji dalam sebulan. Tapi jangan salah sangka dulu, menghabiskan sesuai post yang telah ditentukan. Sang FP menekankan, setiap orang penting dalam hal mengelola keuangan.

Perencanaan keuangan sangat utama, pendapatan harus dikelola dengan bijak untuk memenuhi kebutuhan. Semakin bertambah pendapatan, niscaya semakin banyak kebutuhan terback up. Semakin bisa memenuhi kebutuhan, tentu semakin leluasa mengelola keuangan. Dampaknya kita lebih tenang, pikiran tidak stress dikejar kewajiban.

"Habiskan saja gajimu" buku ini ditulis oleh Ahmad Gozali, mengajak pembacanya cermat dan bijaksana. Saya berkesempatan mengikuti  sharing beliau, mengambil manfaat dalam pelajaran keuangan.

Bagaimanapun, cashflowtetap memegang kendali kebutuhan. Demi keberlangsungan asap dapur, berdampak pada ketenangan menjalani keseharian.

Menurut sang financial Planer, satu hal musti diutamakan ketika menerima gaji. Prioritaskan kewajiban yang ditanggung, misalnya membayar cicilan kredit tempat tinggal atau kendaraan. Besaran mengambil kredit musti dihitung dengan benar, setidaknya tak melebihi seperempat dari penghasilan bulanan.

Jangan sampai memaksakan diri mengambil kredit, ujung ujungnya menyiksa diri sendiri. Misalnya memaksa kredit roda empat, padahal masih punya tanggungan kredit rumah. Kalau penghasilan bisa mengcover tidak masalah, yang pusing pasti diri sendiri kalau ternyata kurang.

Harus ada post untuk biaya hidup sehari-hari, post ini lazimnya prosentasenya lebih besar. Peran ibu ada dibagian ini, mengelola dapur dengan budget yang disesuaikan kemampuan. Kalau sedang ada rejeki, bisa masak yang memanjakan keluarga. Tapi kalau sedang prihatin, bisa memadupadan menu agar tetap diminati keluarga.

Jangan lupa buat post untuk ditabung, meski prosentasenya kecil tapi usahakan ada. Tabungan ini bisa dimanfaatkan, untuk kebutuhan tak terduga di hari mendatang. Tak kalah penting dan untuk sosial atau sedekah, agar rejeki berkah dan berkelanjutan.

Buku “Habiskan Saja Gajimu” mengajak cermat, menghabiskan uang bukan dengan cara berfoya foya. Kalaupun ternyata masih tambal sulam, solusi ditempuh dengan menambah sumber pendapatan.

Aneka strategi bisa diterapkan, mulai melirik peluang lain tanpa meninggalkan pekerjaan utama. Misalnya menawarkan dagangan ke teman kantor, dilakukan tanpa menganggu pekerjaan atau tanggung jawab.

Menambah pendapatan sesuai hoby, misalnya dengan menulis artikel dikirim ke surat kabar.  Mengikuti Blog Competition, selain mengasah sense menulis siapa tahu menang--hehe. Memanfaatkan hari libur untuk kegiatan produktif, menawarkan dagangan di pusat keramaian. Membuat kue atau jajanan sesuai keahlian, dijajakan atau dititipkan pada warung dekat rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun