[caption id="attachment_408456" align="aligncenter" width="526" caption="ilustrasi (dokpri)"][/caption]
Keajaiban kehidupan sungguh tiada batasnya
Bersama semesta berjalan mengikuti hukum yang ditentukan
Sepandai manusia “jungkir balik”
Toh kembali ke diri segala akibatnya
*
Manusia mahluk mulia yang di”ada”kan
Dengan segenap kasih penciptaan_NYA
Bahkan manusia sendiri kerap kali tak paham
Atas keberlangsungan peristiwa demi peristiwa yang terjadi di depan mata
Padahal setiap pertanyaan akan menemu jawaban
Disepanjang petualangan
*
Waktu dan waktu
Merangkai dan terangkai
Beriringan dengan kejadian dan kejadian
Sekali waktu sekali lewat
*
Setiap pergantian waktu
Semestinya menambah pengetahuan baru
Semakin bergantung pada muasal hakiki penciptaan
Adalah sebenar perjalanan
*
Maka mendewasalah
Mendewasa bersama angin yang berhembus
Mendewasa bersama putik bunga yang bermekaran
Mendewasa bersama daun kering yang jatuh dari tangkainya
Menjalani semua kejadian dengan ikhlas
Sepenuh pemahaman yang atas hukum kehidupan
*
Mendewasalah bersama terbit dan terbenamnya matahari
Mendewasalah bersama pasang dan surut air laut karena bulan
Mendewasalah bersama pergi pagi dan pulang petang burung
Yang makan dan minum seperlunya,
Tubuh ringannya mampu membawanya terbang membelah angkasa.
Tak ada kamus monopoli dan penimbunan dalam hidup burung
*
Bahwa kehidupan yang berjalan
Adalah seadil hukum kehidupan
Yang terjadi dari waktu ke waktu
Sesunggunya Sunatulloh demi sunatulloh
*
Tak ada yang mampu
Melampaui batas batas ketentuan-NYA
Bahwa rahasia, bahwa keajaiban adalah otoritas Sang Pencipta
Yang menjadi semacam reward atas secuil keberserahan
Atas kementokkan atas upaya maksimal yang telah dilakukan
*
Maka mendewasalah
Dengan segala kebermanfaatan yang mampu dilakukan
Selebihnya biarlah
Sunatulloh yang akan terjadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H