[caption id="attachment_406686" align="aligncenter" width="509" caption="Poster ASDR (dokpri)"][/caption]
Perfilman Indonesia sedang menanjak, produksi anak bangsa terasa aktif dan masif. Sutradara muda dan handal bermunculan, meramaikan industri film tanah air. Penonton dimanjakan dengan banyak pilihan, beragam genre disajikan sebagai alternatif tontonan. Satu diantara sekian banyak judul, terdapat judul "Ada Surga di Rumahmu" (ASDR). Mengajak penonton melihat dan meraih Surga, dari tempat yang paling dekat yaitu di rumah kita masing masing.
Putut Wijanarko selaku produser, merasa prihatin dan miris melihat fenomena masa kini. Seorang anak tega membunuh ibunya, karena permintaannya sepele yang tidak dikabulkan. Bahkan ada kasus terjadi di meja hijau, ibu yang sudah renta di sidang karena dituntut secara hukum oleh anaknya. Permasalahan yang bisa diselesaikan secara kekeluargaan, tenyata berbuntut panjang. Yang membuat tak habis pikir dan mengelus dada, kasus terjadi antara ibu atau ayah dengan anak kandung sendiri.
[caption id="attachment_406687" align="aligncenter" width="581" caption="Suasana Presscon (dokpri)"]
Berangkat dari keprihatinan tersebut, Mizan Production menggandeng sutradara Aditya Gumay. Kerjasama ini menjadi kali kedua, setelah sukses dengan film "Emak Pengin Naik Haji". Film pertama mendapat sambutan luar biasa, bahkan meraih hingga tujuh penghargaan. Beberapa kategori dimenangkan, pada gelaran ajang bergengsi Festifal Film Bandung.
*****
Tersebutlah Ramadhan nama seorang anak, tinggal di kota empek empek Palembang. Semasa kecil aktif mengaji di mushola, menimba ilmu agama. Sang ayah memiliki warung kopi, sedang ibunya sebagai penjahit. Bersama dua adik hidup sederhana, di rumah panggung di tepi sungai. Ada satu tetangga bernama Nayla, sejak kecil ditinggal ibunya menghadap Illahi. Hubungan dua tetangga seperti keluarga, Nayla menganggap ibu Ramadhan seperti ibu sendiri.
[caption id="attachment_406688" align="aligncenter" width="552" caption="Adegan ASDR (dokpri)"]
Atas ide sang ayah Ramadhan dimasukkan ke Pesantren, kebetulan diasuh oleh Ustad Attar adiknya sendiri. Maka Ramadhan menjadi anak pesantren, diajar oleh Pamanda yang juga pemilik Pesantren. Kehidupan dunia Pondok Pesantren, tak terlalu detil dijelaskan dalam film ini. Namun dengan gamblang penonton bisa menyimpulkan, penanaman sikap disiplin, sarat kesederhanaan dan haus ilmu agama. Sang Ustadpun ckup tegas dengan sanksi, ketika santri nyata nyata melanggar peraturan di Pesantren. Ada scene saat Ramadhan dan dua teman, dihukum dengan belajar ceramah di berbagai tempat. Meski tampaknya sebagai sebuah hukuman, tetapi dampaknya pada pengasahan keberanian.
Hingga sepuluh tahun kehidupan pesantren berlalu, Ramadhan tumbuh menjadi anak muda yang soleh. Mengabdikan diri di Pesantren yang sama, sebagai pengurus dan pengajar santri. Ustad Attar rupanya mengkader Ramadhan, suatu saat menggantikan posisinya. Hingga suatu malam membuat pengakuan, perihal sakit yang di deritanya. Sang ustad ternyata lama sakit, terpaksa hidup dengan satu ginjal. Bahkan ginjal yang dipakainya ternyata ginjal donor, dari sang kakak notabene ayah Ramadhan.
Bakti seorang anak pada orang tua ditunjukkan, Ramadhan begitu menyayangi ibu dan ayahnya. Petuah Ustad Attar begitu dicamkan, bahwa Ridhlo Allah tergantung pada ridhlo orang tua. Beberapa adegan bakti anak pada orang tua, ditunjukkan Ramadhan membuat penonton haru. Menjadi benang merah yang begitu kuat, dari film berjudul Ada Surga di Rumahmu.
*****
Alur cerita mengalir dengan ringan, penonton tak dibuat berkerut kening. Terdapat scene yang menerbitkan senyum pun gelak, namun kerap juga scene yang mengharu biru. Husein Alatas atau dikenal dengan Husein Idol, sebagai pendatang baru cukup piawai berakting. Kemampuannya tampil di layar lebar, tak bisa dianggap remeh atau dilihat sebelah mata. Penampilan khusus dari ustad Al Habsyi cukup apik, perannya tak jauh dari keseharian sebagai pendakwah.
[caption id="attachment_406689" align="aligncenter" width="482" caption="Adegan ASDR (dokpri)"]
Beberapa bagian yang menurut saya cukup mengganggu, adalah cara Ramadhan mengekspresikan perasaan suka kepada Nayla. Sebagai seorang ustad muda paham ilmu agama, sepertinya kurang elok berduaan dengan perempuan. Pada Film ASDR terdapat adegan dua muda mudi ini, menghabiskan waktu di tepian sungai Musi. Pun ada juga yang berboncengan motor, Ramadhan menawarkan diri mengantar Nayla. Selebihnya semua adegan cukup aman, bahkan nihil dengan adegan dewasa pun minim adegan kekerasan. Pantas dikategorikan sebagai film keluarga, semua usia bisa menikmati tanpa kawatir. Secara resmi ASDR akan diputar serentak, pada Kamis tanggal 2 april 2015.
Ternyata surga tak jauh dan bisa dijumpai saat ini, yaitu dengan bakti pada ibu dan ayah di rumah kita masing masing. Dari keridhoaan ibu dan ayah, pintu surga akan menyambut anak yang berbakti. (salam)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H