Saya yakin, setiap orang pasti punya keinginan memiliki bobot ideal. Memakai baju apa saja enak dilihat, tak kesulitan mencari ukuran pakaian. Kalau berpose di foto, tak perlu lagi menahan nafas menutupi buncit di perut —hehe.
Meski kenyataannya, keinginan sering kali tidak dibarengi dengan tindakan. Pola makan dengan benar tidak dijaga, pun gaya hidup kurang sehat tetap saja diterapkan.
Makan aneka gorengan sebagai kegemaran, pun makanan yang manis manis tetap saja disikat. Malas-masalan bergerak, apalagi membiasakan diri rutin berolah raga. Letak lapar bukan di perut, tapi sudah pindah di hidung, mata, lidah dan seterusnya.
Bagaimana tidak?
Saat bola mata melihat warna hijau cendol, langsung saja mengambil meski tidak haus. Tidak peduli lagi, meski cendol (misalnya) memakai pemanis buatan atau batu es dari air mentah.
Ketika asyik jalan-jalan, mendadak “SENGGG” hidung mencium aroma harum makanan. Sontak kaki berbelok arah, menuju sumber bau menggoda berasal. Alhasil comot makanan ini dan itu, meski sebelumnya perut sudah diisi makanan.
Maksud hati sih, sekedar incip-incip sedikit saja makanan baru. Tapi apa daya, ujung lidah mencecap taste nikmat. Bermula dari incip seujung sendok, akhirnya sekalian satu piring dihabiskan.
“Pengin sih kurus, tapi kalo ada martabak gak tahan mau abisin sendiri”
“Gue tuh kalo minggu pagi, maunya molor sampai siang”
“Mumpung lagi di sini, makan saja sekenyangnya”
Begitu seterusnya dan setersunya...