Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

GERDEMA dalam Prespektif Malinau (Resensi Buku)

26 November 2014   01:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:51 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_378101" align="aligncenter" width="614" caption="Buku Revolusi dari Desa (dokpri)"][/caption]

Judul: Revolusi dari DESA

Saatnya dalam pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat

Penulis: DR. Yansen TP., M.Si

Penerbit: PT. Elex Media Komputindo

Pembangunan dan Persoalan

Pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara terus menerus dan melembaga secara sadar dan dalam rangka membangun masyarakat. Dalam pemahaman yang lebih teknis membangun berarti mendirikan, mengadakan, memperbaiki, melengkapi, menyempurnakan atau melakukan sesuatu yangbermakna baik.

Membangun memang mudah diucapkan namun sulitdilaksanakan. Terdapat begitu banyak persoalan dan tantangan yang dihadapi dalam melakukan kegiatan pembangunan. Persoalan pemenuhan kebutuhan masyarakat, penyelengaraan pemerintahan dan pembangunan di segala bidang atau persoalan lain yang secara hakiki belum teratasi.

Kehadiran industri besar yang diharapkan membawa dampak besar buat masyarakat, pada kenyataannya tak seideal yang diharapkan. Justru malahan melebarkan jurang kesenjangan, yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin. Perlu ada evaluasi dalam penerapan konsep pembangunan yang berjalan, kalau memungkinkan diubah konsep sekaligus strateginya.

Mengacu pada angka statistik GNP, GDP atau pendapatan per kapita, terlihat pertumbuhan yang terjadi selama pembangunan berjalan. Namun angka tersebut tak telalu menggeser esensi persoalan, yaitu kemiskinan, pengangguran, infrastruktur, Sumber daya manusia dan informasi. Masalahnya bukan pada kondisi masyarakat, melainkan penerapan kebijakkan yang tidak tepat. Banyak kebijakkan yang telah dilakukan, justru tidak memberi manfaat yang besar bagi masyarakat. Bahkan pemerintah membuat kebijakkan, namun dalam implementasi justru menimbulkan kerumitan.

Ubah Konsep Pembangunan

[caption id="attachment_378104" align="aligncenter" width="561" caption="Dr Yansen TP, M.Si dalam acara nangkring (dokpri)"]

14169075171226455946
14169075171226455946
[/caption]

Sebuah Kabupaten yang bernama Malinau Provinsi Kalimantan Utara, melalui Bupati berupaya mewujudkan kesejahteraan masayarakat secara konseptual. Dengan menelorkan paradigma berbeda dengan konsep "Gerakan Desa Membangun", atau lebih populer dengan istilah GERDEMA.

Gerakan Desa Membangun merupakan perilaku kebijakkan inovatif, yaitu percaya sepenuhnya pada masyarakat desa. Suatu keyakinan bahwa apabila diberi keprcayaan dan tanggung jawab yang jelas, masyarakat desa akan mengemban kepercayaan itu dengan baik. Jika masyarakat desa dipercaya, dibina dan dibentuk kemampuannya, mereka menjadi trampil menjalankan tugas dalam mengelola pemerintahan dan pembangunan desa.

Sikap percaya pada masyarakat adalah sikap hakiki dan sesungguhnya sangat strategis bagi setiap pengambil kebijakkan. Sikap ini menjadi pemantik tekad dan semangat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

Malinau dalam GERDEMA.

Visi, misi. pilar pembangunan dan komitmen merupakan pijakan untuk mewujudkan program Gerdema, "Revolusi dari desa, Percaya Sepenuhnya Kepada Rakyat".

visi dari Kabupaten Malinau

1. Aman ; masyarakat hidup tenang tanpa rasa takut, sehingga masyarakat bisa bekerja, beraktivitas, berekreasi dengan bebas, baik, normal dan wajar.

2. Nyaman: suatu keadaan yang sehat, sejuk, bersih dan menyenangkan karena didukung oleh suasana lingkungan sosial yang kondusif dan lingkungan fisik yang sehat dan bersih.

3. Damai : dengan latar belakang suku bangsa, agama yang berbeda dapat hidup saling berdampingan, menghormati, tolong menolong dan bertoleransi.

***

10 Misi kabupaten Malinau

1. Menuntaskanpesoalan isolasi wilayah perbatasan, pedalaman dan terpencil melalui program bermuatan lokal.

2. Pemecahan masalah pendidikan yang berkualitas, meliputi pendidikan dasar hingga menengah mengacu pada standart belajar mengajar di sekolah dan Pengembangan pendidikan bernuansa kebangsaan.

3. Masalah penyediaan kapasitas listrik yang memadai bagi rumah tangga dan industri, pengadaan air bersih, penanganan gizi buruk, dan kualitas lingkungan yang bersih.

4. Penerapan dan pengaturan tata ruang wilayah, berpedoman pada tata ruang nasional dan regional berdasar potensi lokal.

5. Penyelesaian permasalahan pembangunan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan industri mencakup aspek tehnologi, produksi, permodalan, pengembangan jaringan pemasaran.

6. Pembentukan sikap dan prilaku pro lingkungan untuk mewujudkan komitmen dan mempertahankan Malinau sebagai Daerah hijau untuk konservasi.

7. Perencanaan dan implementasi pembangunan melalui GERDEMA dalam rangka memperkuat otonomi desa dan penciptaan kekuatan masayarakat serta pemerintahan desa.

8 Peningkatan kualitas produk lokal serta jaringan pemasaran, agar mampu meninggikan daya saing serta mengimbangi kebutuhan masyarakat sejajar dengan ketersediaan barang.

9. Peningkatan disiplin dan kinerja PNS untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bebas KKN, didukung kebijakkan pemerintah daerah yang memadai.

10. Melaksanakan pembangunan tanpa korupsi, mengedepankan prinsip profesionalitas, responsibilitas, dan akuntabilitas dalam melaksanakan fungsi pemerintahan.

****

[caption id="attachment_378105" align="aligncenter" width="548" caption="Revolusi dari Desa (dokpri)"]

14169075951566740178
14169075951566740178
[/caption]

Empat Pilar Pembangunan Malinau

Empat pilar ini dimaksudkan untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi dan sinergisme kinerja dari semua lini pembangunan ;

1. pembangunan Infrastruktur Daerah

Memaksimalkan aspek aksibilitas dab produktifitas semua sektor. dengan cara membuka jalur berupa jalan tembus, membangun jembatan dan jalan tani ke area kelompok tani. Membangun sarana produksi untuk meningkatkan aksebilitas daerah dan desa, baik trasnportasi darat dan udara, dan mewujudkan terjadinya mobilitas yang tinggi di semua sektor, sehingga produktifitas menjadi meningkat.

2. Membangun Sumber Daya Manusia

Tiga domain utama penopang kekuatan pemerintah(pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa). Kemudian swasta mencakup semua pelaku ekonomi (pengusaha kecil, menengah, besar), dan masyarakat yang baik (sebagai pemilik modal sosial).

3. Membangun Ekonomi Daerah Melalui Sektor Ekonomi Kerakyatan.

Malinau dengan Sumber Daya Alam yang melimpah, berupa komoditas hasil hutan seperti rotan. Pemerintah perlu mendorong masyarakat, melalui Perusahaan daerah untuk menghidupkan usaha kerajianan rotan.  Pemerintah membantu dengan memberi layanan perkreditan tanpa agunan dan bunga sebagai modal usaha, bahkan membantu pengrajin dalam memasarkan produknya.

4. Membangun Sektor Kepemerintahan.

Sebagi konsekwensi pelaksanaan Gerdema, yang menuntut perhatian lebih adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sikap bijak pemerintah adalah mendengarkan, menampung, dan menjalankan secara sungguh kehendak rakyat.

****

Komitmen Pembangunan Malinau

[caption id="attachment_378109" align="aligncenter" width="594" caption="Penjual Pisang (dokpri)"]

1416907759690966665
1416907759690966665
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun