[caption id="attachment_369448" align="aligncenter" width="608" caption="kopdar di Kang Rifky R- dokpri"][/caption]
Pertemuan saya dengan kompasiana terjadi tanpa sengaja, pada april sekitar 6 bulan yang lalu. Saya yang rutin ngechek twittersetiap pagi, kedapatan sebuah retwit dari akun follower tentang acara Bedah Komik. Begitu saya klik terdapat rincian acara, lengkap dengan tempat dan tanggalnya. Tanpa akun di Kompasiana saya datang, ke lokasi acara di Pondok Indah mall. Bedah Komik Macan Putih menghadirkan dua narasumber satu moderator, jumlah pesertanya tak banyak hanya sekitar sepuluh orang. Sebagai orang baru saya hanya duduk manis mendengarkan narsum, kesempatan bertanya saya gunakan dan sebuah kado kecil menjadi hadiah.
Usai acara mbak admin mengingatkan, "Mas jangan lupa reportasenya ditunggu ya, batasnya dua minggu kedepan". Sambil menerima sebuah goody bag saya menjawab "Iya Mbak" dengan tersenyum, karena tak etis kalau menjawab tidak (apalagi sambil cemberut). Meski sejujurnya bingung juga bagaimana nulis dan postingnya. Sehari dua hari tak segera saya tuliskan reportase acara, seminggupun berlalu tanpa satu kalimatpun diposting. Teringat wanti wanti mbak Admin saya merasa punya hutang, jawaban "iya Mbak" yang terlontar ibarat sebuah janji. Coba saja saya jawab "Insyaalloh", mungkin saya masih bisa bekilah dengan alasan kesibukan atau lainnya.
Seminggu berlalu waktu kembali membuka buka laman Kompasiana, sebuah artikel dari satu peserta tentang acara bedah komik terposting. Rasa penasaran menyeruak, pengin tahu seperti apa reportase untuk komik. Kemudian mulai timbul ide membuat reportase, tentu dengan sedikit harapan "siapa tahu menang". Voucher belanja buku di Gramedia disediakan, bagi tiga reportase terbaik. Tak terlalu yakin memang, tapi kalau tak dicoba berarti tak punya kesempatan untuk menang. Meskipun saya sudah menulis di blog pribadi, rasanya canggung juga menulis di "blog keroyokan". Apalagi potensi pembacanya banyak, dan tingkat kemahiran penulis di forum ini tak perlu diragukan lagi. Hari itu saya akhirnya membuat akun, setelah mengisi sesuai persyaratan status terverifikasi tersematkan.
NANGKRING KOMPASIANA
[caption id="attachment_369449" align="aligncenter" width="587" caption="Bedah Komik macan Putih- dokpri"]
[caption id="attachment_369450" align="aligncenter" width="598" caption="Nangkring BkkbN- dokpri"]
Akhirnya janji saya posting reportase tertunaikan, niat menulis di Kompasiana tak juga terpantik. Setelah postingan pertama tak lagi betambah, pengumuman pemenang reportasepun tak menempatkan nama saya. Saya memilih menjadi silent reader, kemudian Nangkring di kesempatan berikutnya saya ikuti. Beberapa wajah yang ikut di Bedah Komik terlihat hadir, pesertaNangkring jauh lebih banyak dibanding acara pertama yang saya ikuti. Beberapa K-ers terlihat saling akrab saling berbincang, saya masih duduk manis dan sendiri ngotak atik Handphone. Sampai akhirnya obrolan mulai saya buka, sekedar basa basi dan kenalan dengan K-ers yang duduk bersebelahan. Posting kedua saya lakukan kembali, reportase dari Nangkring kedua lebih panjang dari sebelumnya. Kini setelah hadir di sekian Nangkring mulailah akrab dengan beberapa nama, saling menyapa hangat dan bertegur adalah wujud penerimaan. Saya mulai terlecut menulis satu dua artikel, tentu diluar reportase acara nangkring.
[caption id="attachment_369451" align="aligncenter" width="630" caption="nobar Tabularasa- dokpri"]
[caption id="attachment_369452" align="aligncenter" width="640" caption="Nangkring JM- dokpri"]
Satu persatu teman mulai kenal dan comment di artikel, saya mulai gantian mampir di lapak Kompasianers yang sudah berbaik hati. Begitulah timbal balik terjadi, persaudaraan di dumay terasa mengena di hati.. Nangkring selanjutnya Bedah Buku "Cara Narsis Bisa Nulis" karya Kang Rifki Feriandi dan "Guru Plus" karya Mbak Maria Margaretha. Acara bertempat di kantor kompasiana, sebuah reportase segera saya posting keesokkan hari. Dari tulisan tersebut kali pertama saya di ganjar HL oleh admin, rasa senang dan bangga menyeruak juga. Saya semula tak tahu posisi HL sedang mampir, justru commen ucapan selamat HL dari mas Topik Irawan yang menyadarkan.
Kini 6 bulan belalu menulis di blog pribadi mulai saya alihkan, posting di Kompasiana menjadi rujukan. Beberapa rekan mulai kenal secara pribadi, ada juga yang kenal hanya melalui tulisan. Namun perasaan sebagai saudara saya tetapkan, bahkan dengan GR saya tambatkan sendiri di benak bahwa K-ers adalah keluarga baru,
APA YANG LEBIH BEHARGA?