Kompasianer's, kalian yang anak kereta (anker) Jabodetabek, saya yakin pernah merasakan. Bagaimana strugglingnya ber-commuter, terutama saat jam- jam sibuk. Yaitu di jam berangkat (07.00 -09.00) dan jam pulang kerja (17.00 -- 19.00), yang super padat.
Kebayang, pengguna commuter yang sangat-sangat beragam. Dari pekerja kantoran, pekerja mandiri, pedagang, anak sekolah, dan jenis profesi lainnya. Ada yang anak-anak, remaja, dewasa, sampai lansia. Pun, teman-teman disabilitas.
Commuter line, memberi perhatian khusus pada lansia, ibu hamil, disabilitas, dan ibu dengan membawa balita. Yaitu memberi kursi prioritas, berada di dua lokasi ujung setiap rangkaian kereta penumpang.
Kalau diitung jumlah kursi prioritas, satu kursi untuk 3 orang dikali 4 berarti 12 penumpang. Sementara di satu rangkaian kereta, ada ratusan penumpang. Ada yang duduk, dan lebih banyak yang berdiri berdesakan-desakan.
Kompasianer, sangat mungkin ada teman disabilitas tidak kebagian kursi prioritas. Mereka terpaksa ikut nyempil, berdiri berdesakan dengan penumpang lain.
Sangat mungkin, teman- teman disabilitas tidak ingin dikasihani. Tetapi dengan keterbatasan mereka, tidak ada salahnya kita berempati.
-----
Commuter pintar peduli sekitar, menjadi inovasi PT KCI di akhir tahun. Mengajak pengguna commuter, peduli pada sesama pengguna tertutama teman disabilitas.
Sitar Sitandaon, Train Services Facilities and Customer Division, menyampaikan, bahwa sepanjang kursi yang ada di kereta adalah kursi prioritas. PT KCI berusaha all out, khususnya untuk teman-teman disabilitas.
Saya sepakat dengan pernyataan tersebut, ketika kursi prioritas sudah terisi penuh. Kemudian ada teman disabilitas naik commuter, mereka musti tetap diprioritaskan.