Jujurly, saya dan istri melakukan hal yang sama. Saat pandemi, job saya menurun drastis. Kami jualan apa saja, termasuk menjualkan produk teman. Namun terbatasnya modal, membuat kami pelaku usaha mikro tak bergerak bebas.
Dan saya sangat salut, dengan kepedulian PT GNI dan PT SEI akan keberlanjutan UMKM melalui program CSR Biduk Umpan. Program yang memberikan sarana prasarana pada nelayan, berupa penyediaan alat produksi, pelatihan dan pendampingan, hingga perluasan penjualan produk.
O'ya, Kompasianer.
Warga Bungintimbe, sebagian besar mata pencahariannya adalah mengolah ikan. Ada warga yang memiliki tambak air payau, kemudian dikembangkan untuk budidaya ikan tawar.
Seperti ikan bandeng, udang, kepiting, yang kemudian disulap menjadi olahan bernilai jual tinggi. Misalnya ikan bandeng diolah menjadi abon, dikemas apik agar konsumen tertarik. Pengelolaan produk olahan ini, diserahkan pada kelompok ibu rumah tangga Dusun 3 Bungintimbe.
Agar proses produksi bisa berjalan secara terukur, terarah dan teratur, maka PT GNI melakukan pendampingan (jangka pendek 1 tahun dan jangka panjang 4 tahun). Proses pendampingan melibatkan beberapa pihak berkepentingan, sesuai kapasitas masing-masing.
Mulai Pemerintah Desa Bungintimbe, Dinas Perikanan Kab. Morowali Utara, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Kab. Morowali Utara, Dinas Kesehatan Kab. Morowali Utara, Kec. Petasia Timur, Kelurahan Bungintimbe, Kepala Dusun 3 Bungintimbe dan Kelompok Usaha 'Usaha Bersama' Desa Bungintimbe.
"Biduk Umpan juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas ekonomi serta mendorong jiwa kewirausahaan masyarakat lingkar industri khususnya di Desa Bungintimbe," jelas Mellysa
PT GNI Berkomitmen Membersamai Tumbuh Kembang UMKM Sekitar Wilayah IndustriÂ
PT GNI  sangat mendukung, tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), yakni pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pekerjaan yang produktif dan  layak.