Yang menggelitik dan bikin penasaran, adalah empat nama ghoib. Mereka bukan warga kami, tetapi selalu ada undangannya saat pemilu. Ada juga alamat ghoib, ada nomor rumah tapi di kenyataan tidak ada nomor tersebut.
Sembilan nama dinyatakan tidak usah diantar, tinggal dua surat undangan diantar. Suami istri super sibuk, hanya ada di jam tertentu. Sesuai saran saya datang jam 7 malam, rumah gelap pintu tertutup rapat. Setengah sembilan datang lagi, dua teman KPPS ikut sekalian lewat.
Pada kedatangan kedua, ada motor di parkir di depan rumah. Carport-nya ada mobil, gembok pagar dalam posisi tidak terkunci.
Bertiga, bergantian kami mengetok pagar, memanggil nama, tidak ada sautan sama sekali. Sempat terbersit ide, langsung nyelonong tapi urung karena tidak sopan. Saking gemesnya, saya datangi pagi selepas subuh. Jam setengah enam, biasanya siap-siap berangkat kerja.
Alhamdulillah, pas banget ibu pemilik rumah sedang di teras. Tidak bisa mengelak, ketika saya panggil namanya. Lega meski ada sedikit kesal, sesibuk dan setertutup itukah kita?Â
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H