Prediksi itu tidak meleset, setengah dari jumlah undangan tersampaikan. Sisanya, ada warga pergi ke luar kota. Ada yang sabtu masih kerja, dan ada yang tidak jelas alasannya.
Saya lanjutkan minggu siang, nama-nama warga baru mulai terdistribusi. Yang ke luar kota, sebagian sudah datang. Dan kartu undangan, berkurang lumayan signifikan.
Dari ratusan surat bagian saya, tersisa sekitar 23 surat saja. Saya sudah punya gambaran, nama serta rumah dituju. Pilkada serentak 2024, semoga berjalan lancar di lingkungan kami.
Catatan Petugas KPPS: Sesibuk dan Setertutup Itukah Kita?
Sebagai warga penyangga Jakarta, kami memaklumi kesibukan. Di perumahan kami, sangat jarang diadakan kegiatan kumpul warga. Seingat saya, setahun belum tentu sekali ketemu. Setelah lebaran ada halal bihalal, itupun banyak yang tidak datang.
Awal saya pindah (tahun 2009), ketua RT adalah warga lama yang sangat aktif. Sebulan sekali ada kerja bakti, sesekali rembugan soal lingkungan. Kalau ada warga meninggal, kami datang membantu mengurus jenasah.
Kini pengurus RT generasi kedua, beda karakter dan kebiasaan dengan pendahulu. Jarangnya berkegiatan bersama, dampaknya dirasakan sekarang. Saya kesulitan, mengenali nama-nama warga baru. Hanya satu dua orang, familiar muka tapi tidak tahu nama.
-------
Setelah minggu sore surat dibagikan, sebagian akan diantar senin pagi. Sebelum mengantar anak sekolah, saya datangi beberapa rumah. Alhamdulillah, ada yang satu rumah dengan 5 pemilih ada yang 3 pemilih.
Terhitung sisa sebelas kartu undangan model C, rencana dibagikan senin malam. Saya musti ke Jakarta Utara, ada kerjaan yang musti ditunaikan.
Saya update di group WA, nama belum terdistribusi. Satu petugas KPPS hapal warga, seketika menyahut dan berbagi kabar. Satu nama dinas ke luar kota, satu nama lainnya sudah pindah rumah sejak lama.