Pilkada tahun ini, saya menjadi petugas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) lagi. Senang rasanya, bisa berbuat untuk lingkungan tempat tinggal. Mengingat saya pendatang, dan nyaris setap tahun ada warga baru atau pindahan.
Ini menjadi kali keempat, saya bertugas di KPPS. Pertama saat pilpres 2019, menyusul Pilkada 2019. Dua kali berturut-turut, saya di KPPS 6 yaitu menjaga bilik suara dan kotak suara.
Pada pilpres 2024, semula saya enggan mendaftar sebagai KPPS. Mendekati batas akhir, pengurus RT wapri agar saya ikut. Alasannya, ada petugas yang cancel mendadak.
Maka untuk Pilpres digelar bulan februari lalu, menjadi kali ketiga sebagai petugas KPPS. Saya sebagai KPPS 2, menulis kartu suara dengan nama pemilih. Jari-jari lumayan pegel, ratusan surat suara musti ditulisi.
Dan di pilkada serentak 2024, sekalian saya ikutan lagi. Tugas saya sebagai KPPS 7, yaitu di bagian tinta. Kalau dibandingkan sebelumnya, mungkin pilkada ini tugas saya cukup berbeda.
Berdasarkan pengalaman, pekerjaan KPPS adalah kolektif. Antar petugas KPPS sangat fleksibel, turut turun tangan saat petugas lain pekerjaannya numpuk. Maka KPPS 6 dan 7 harus sigap membantu, terutama saat pengisian kertas penghitungan suara. Biar lekas beres, dan kerjaan selesai lebih cepat.
----
Pergerakan kesibukan mulai terasa, dari awal November. Kami seluruh petugas KPPS satu kelurahan, mulai koordinasi. Kami dimasukkan group WA, yang isinya anggota KPPS dari TPS (Tempat Pemungutan Suara) berbeda. Group percakapan dikunci, yang bisa berkomentar hanya ketua KPPS masing-masing TPS.Â
Setiap TPS membuat group terpisah, untuk koordinasi kegiatan -- terkait pilkada-- di lingkungan masing-masing.