Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Uang Suami Juga Uang Istri, Uang Istri Ya Uang Istri

29 Oktober 2024   09:39 Diperbarui: 29 Oktober 2024   12:02 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melintas di beranda Facebook saya, postingan bertema keluarga. Kali ini tentang hubungan suami istri, yang sangat mungkin relate dengan keadaan sekarang.

Suami dengan istri mandiri, yang -- kalau ditelaah dengan seksama-- seharusnya menjadi warning bagi sang kepala keluarga. Ada yang tidak bisa disangkal, bahwa syariat menerapkan fungsi qowam (pemimpin di rumah tangga) hanya di pundak lelaki.

Lelaki yang telah menjadi suami, sejatinya pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Kalau hal ini diingkari, maka lelaki telah mengingkari fitrahnya. Dan ini petanda tidak baik, kalau dibiarkan kalau diterus-teruskan.

Tercerabutnya qowammah (jiwa kepemimpinan) dari diri suami, berarti tercerabutnya harga diri sebagai laki-laki. Dan ini sangat tidak mengenakan, dampaknya untuk jangka panjang. Istri dan anak-anak bisa hilang rasa hormat, ada atau tiadanya kepala keluarga tak berdampak apa-apa.

Menjalankan fungsi qowwam, sebenarnya tidak diukur dari besaran uang bulanan yang diberikan untuk istri. Bukan dipandang dari seberapa besar dan megah, rumah yang ditinggali dan nyamannya kendaraan dikendarai.

Tetapi nilai kepemimpinan lelaki, dilihat dari kesungguhannya berupaya untuk orang dikasihi. Menafkahi keluarga dengan harta terbaik, dihasilkan dari keringat dan jerih payah yang tayib. Soal besaran nilai di luar kuasa manusia, itu masalah pergiliran semata.

Asalkan tidak berhenti berusaha, terus menggali kemampuan dan tekun berproses. Biarlah semesta, yang memutuskan hasil akhirnya.

Saya cuplikan beberapa bagian postingan, berharap mewakili isi konten, relate dengan artikel yang ingin saya tuliskan.

"Ada suami yang begitu bangga saat istrinya mapan, mandiri, berdiri kuat, kokoh lagi berdaya. Ia senang melihat istri yang punya penghasilan sendiri, sehingga tak lagi meminta uang belanja bulanan padanya.

.... dst..... dst

Bagaimana menurutmu wahai para suami? 

Enak kah kondisi demikian? 

Sehingga kau merasa tak direpotkan lagi oleh istrimu.

----bersambung---

Di era post modern, perempuan berkesempatan berkarya di posisi biasa ditempati lelaki. Bermunculan pejuang hak-hak perempuan (feminis), bersuara menuntut persamaan tersebut. Fakta bisa dilihat bersama, banyak perempuan berperan di ranah publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun