Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Konsisten Berbagi Burayam Gratis ala Burayam Beji

12 Agustus 2024   10:03 Diperbarui: 12 Agustus 2024   10:40 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya punya teman baik, yang bisa dikategorikan bersikap konsisten. Beliau tinggal di daerah Depok, tepatnya di daerah Beji Kukusan. Selain bekerja sebagai karyawan, juga memiliki warung bubur ayam.

Perkenalan kami, bermula dari kegiatan sosial di daerah Bintaro. Ketika itu di masa pandemi, kami sering kolaborasi berbagi nasi bungkus. Teman ini dipercaya alumni sesama jamaah haji, untuk mengelola warung nasi di Graha Bintaro.

Saya dengan komunitas Ketapels, keliling membagikan nasi uduk di jumat pagi. Kegiatan semakin berkembang, ketika teman ini membuka lagi warung tegal di Ragunan Jakarta Selatan.

Saat bulan Ramadan, kami berbagi nasi berbuka puasa ke Rumah Tahfidz yatim dhuafa. Kemudian di lain waktu ke beberapa panti, juga pernah kami lakukan. Baik panti asuhan maupun panti lansia, yang bisa saya jangkau di Tangsel dan sekitarnya.

Namanya ujian, nyatanya tidak pandang orang (entah orang baik ataupun tidak). Warung di daerah Bintaro terpaksa tutup, karena beban operasional yang tinggi. Apalagi di masa Pandemi, pemasukan dari penjualan tidak menopang modal.

Setahun berikutnya, warteg yang di daerah Ragunan ikutan tutup. Konon biaya sewa, dinaikan oleh pemilik bangunan dan tidak bisa ditawar. Kalau dipaksakan tetap mengontrak, berarti musti siap merugi.  Penjualan dua warung, tak seramai seperti harapan.

-----

Meski tidak terlalu sering bertemu, kami tetap menjaga komunikasi. Seperti ketika membuka burayam gratis, di dekat pintu tol kukusan Depok. Saya dikabari, menyempatkan datang membantu membuatkan konten.

Kegiatan ini terbilang nekad, karena tak bisa mengandalkan donasi. Seringkali musti nombok, untuk pengadaan bahan bubur ayam. Tekad mempertahankan burayam gratis, nyatanya bisa sampai hari ini.

Setelah dua warung (Bintaro dan Ragunan) tutup, teman membuka warung bubur ayam. Lokasinya tidak jauh, dari lokasi berbagi bubur ayam gratis. Kemudian diberi nama Buarayam beji, sesuai nama daerah tempat berdiri warung tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun