Kompasianer's, tantangan menjadi orangtua itu sungguh luar biasa. Saking luar biasanya, susah untuk digambarkan dengan kata-kata. Hanya bisa dirasakan dan diaminkan, oleh orang yang sudah merasakan atau mengalami sendiri (menjadi orangtua).
Bayangkan, bagaimana ada yang mudah?
Ketika mendapati ayah rela lapar, asalkan anak istrinya bisa makan dan kenyang. Ada ibu yang rela berpeluh keringat, demi anak-anaknya bisa menempuh pendidikan. Dan masih sangat banyak kisah di sekitar kita, tentang pengorbanan orangtua untuk anak-anak.
Menikah kemudian memiliki keturunan, adalah terbukanya pintu perjuangan yang panjang. Sebagai cara kehidupan, mengajari manusia untuk selesai dengan diri sendiri.
Saya telah mengalami sendiri, bahwa menjadi suami kemudian ayah. Adalah proses yang luar biasa ajaibnya, bahkan sama sekali tak pernah terbersit di benak ini.
Sungguh penuh challenging, tapi mau tak mau musti dihadapi dan diselesaikan. Tetapi di kemudian hari, ada sensasi bahagia yang sangat unik.
-----
Kalau saya renungi secara mendalam, kehidupan ini menyuguhkan hal unik dengan seunik-uniknya. Menyelenggarakan syariat menikah, yang dengan senang hati ditunaikan si manusia. Padahal nyata-nyata di kehidupan pernikahan, ada banyak tantangan tak ringan tersaji di depan mata.
Amanah suami menafkahi istri (dan anak-anak), bukanlah perkara yang ringan. Tugas suami istri beradaptasi satu dengan lain, tentu bukanlah hal yang sepele. Bahwa besar kemungkinan terjadi konflik suami istri terjadi, akibat persinggungan ego.
Tetapi manusia dengan suka cita, bersedia mengikat janji suci menjalani pernikahan. Bersedia melampaui onak duri di pernikahan, melewati batu ujian yang ada di hadapan.