Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Alasan Bahwa Setiap Ayah Kaya dan Bisa Memulia

1 Agustus 2024   11:01 Diperbarui: 1 Agustus 2024   11:02 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang ayah dari masa ke masa, mustinya menjunjung nilai-nilai keayahan-nya. Nilai-nilai luhur itu, telah disyariatkan oleh agama.  Seorang ayah dengan beban di pundaknya, adalah orang-orang kuat yang telah dikokohkan bahunya.

Menjalankan tugas keayahan dengan sepenuh hati, berarti siap mengarungi samudra perjuangan. Yang akan mengantar ayah, pada situasi-situasi tak diduga. Tetapi yakinlah, seberat apapun ujian demi kebaikan ayah.

Bahwa fitrah keayahan yang musti digenggam, menyadari dirinya seorang pejuang kehidupan. Rela berpeluh dan berkorban, memprioritaskan istri dan anak-anaknya. Ayah adalah makan yang paling terakhir, meski dia yang membawa makanan itu ke rumah.

Sikap - sikap mulia itulah, hanya dimiliki oleh ayah sejati. Sikap-sikap heroik keayahan, hanya dimiliki oleh ayah ayah tangguh. Tak peduli, apa latar belakang seorang ayah.

----

Satu riwayat di masa Rasulullah SAW, sangat menggugah jiwa keayahan. Dari kisah inspiratif ini, saya mendapat insight yang powerfull. Bahwa setiap ayah bisa menjadi mulia, tak pandang pangkat tak pandang jabatan, tak lihat harta tak lihat kepemilikan.

Diriwayatkan, saat mendekati Kota Madinah, di salah satu sudut jalan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berjumpa seorang lelaki. Ketika didekati, tampak tangan lelaki tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

"Kenapa tanganmu kasar sekali?" tanya baginda Nabi

"Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya. Karena itulah tangan saya kasar," terangnya.


Rasulullah, manusia paling mulia, melihat tangan kasar tersebab mencari nafkah halal. Segera Baginda Nabi menggenggam tangan itu, menciumnya seraya bersabda,"Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya".

Rasulullah SAW, tidak pernah mencium tangan para pemimpin Quraisy, tangan para pemimpin kabilah, raja atau siapa pun.

Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az-Zahra dan tukang batu itulah yang tangannya pernah dicium Rasulullah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun