Belakangan di youtube, saya menyimak beberapa kajian Angelina Sondakh. Nama yang mungkin, bagi sebagian Kompasianer's tidak asing. Jalan hijrah yang diambil, telah mengubah cara berpikir dan mengambil keputusan.
Ibu satu anak ini, pernah dinobatkan sebagai Puteri Indonesia tahun 2001. Wajah yang menawan, ditunjang kepintaran akademik mumpuni. Membuatnya, kerap wira-wiri di layar kaca kala itu. Pernah menjadi presenter acara bincang-bincang, kerap diundang sebagai narsum atau bintang tamu.Â
Menikah dengan (alm) Adjie Masaid, Aktor ternama yang anggota parlemen. Sekitar 3 tahun usia pernikahan, sang suami meninggal dunia. Â Perjalanan hidup perempuan yang biasa disapa Anggi ini, bak roller coaster.Â
Saat menjadi anggota DPR RI (2009-2014), terjerat kasus korupsi dan suap proyek Hambalang. Putusan hakim menyatakan, Anggie harus menjalani hukuman penjara. Baru dinyatakan bebas, setelah menjalani hukuman selama 10 tahun.
Pergulatan batin di balik jeruji besi, mengantarkan Anggie seperti sekarang. Memperdalam agama Islam, meluangkan waktu bersama anak semata wayang. Angelina Sondakh kini sering mengisi kajian, baik online maupun offline.
Ada satu materi, yang lumayan menyentuh batin ini. Saya terinspirasi, mempengaruhi cara berpikir, bersikap dan bereaksi. Bahwa setiap kita, sudah seharusnya memperbanyak syukur dan mengurangi keluh.
Tak Ada Perjalanan Hidup yang Tak Menarik
Menyimak satu materi kajian, mengisahkan kehidupan di penjara yang dialami Anggie. Selain sarat pelajaran, juga menarik untuk direnungkan. Bertubi-tubinya permasalahan dihadapi, naik turunnya emosi, cara mengusir kebosanan yang sangat. Semua dijalani Anggie dengan telaten, dan akhirnya mengantarkan pada keberserahan.
Rutinitas pagi di penjara, disambung sholat duha dan khatam Qur'an. Mengaji dan mendalami artinya, sehingga hati tergetar mendengar ayat suci dilantunkan. Tentu bukanlah perjalanan batin yang mudah, dan tidak bisa hanya dilalui sebentar.
Mengingat Angelina Sondakh, adalah seorang mualaf. Yang masuk islam, karena pernikahannya dengan Adji massaid. Namun sepeninggal almarhum, keislamannya semakin diperdalam. Di saat-saat perjalanan hidup terpuruk, sedang berada di fase penuh tantangan.
-------