Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Merangkum Catatan 10 Tahun Perjalanan BPJS Kesehatan di Sebuah Buku

18 Mei 2024   15:00 Diperbarui: 18 Mei 2024   15:07 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dirut BPJS Kes - dokpri

Terobosan terbaru dari BPJS Kesehatan, adalah merangkum sepuluh tahun perjalanan dalam sebuah buku. Karena buku bisa mengabadikan kisah, agar menjadi pelajaran generasi mendatang.

Dan saya merasa sangat beruntung, hadir dan menjadi saksi dua buku perjalanan BPJS Kesehatan yang ditulis Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti. Kegiatan digelar di Ballroom IGM Batranuh, Kantor Pusat BPJS Kesehatan di Jakarta Pusat.

Buku yang pertama berjudul "Roso Telo Dadi Duren, Biyen Gelo Saiki Keren : Catatan 10 Tahun Perjalanan BPJS Kesehatan". Buku setebal 153 halaman ini, mengetengahkan aneka peristiwa besar yang mengiringi 10 tahun BPJS perjalanan Kesehatan.

Satu dekade dinamika perjalanan BPJS Kesehatan, sepanjang mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tentu banyak kejadian dialami, termasuk pandangan sinis dan skeptis dari beberapa pihak.

Kemudian buku kedua berjudul "Prinsip Dasar Sistem Jaminan Sosial dan Asuransi Kesehatan", membahas dasar-dasar asuransi kesehatan sosial.

Termasuk seluk beluk penyelenggaraan Program JKN, Kebutuhan Dasar Kesehatan (KDK), Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), mekanisme naik kelas dan urun biaya, program anti kecurangan, transformasi digital yang dilakukan BPJS Kesehatan, dan lain-lain.

"Kini sepanjang 1 dekade hadirnya Program JKN semakin dirasakan manfaatnya, tak jarang sebagai penyambung nyawa bagi mereka yang membutuhkan" -- halaman ii -- Sambutan Dirut BPJS Kesehatan

-----

Saya punya langganan tukang gado-gado, lapaknya tak jauh dari rumah. Sekira seminggu libur jualan, saya tidak mendapat kabar penyebab cutinya. Suatu hari si ibu kembali berjualan, saya pelanggan setia tak sabar dan membeli.

"Ibu habis rawat inap,"ujarnya sambil menyiapkan pesanan saya,"untung banget pakai BPJS, jadi ibu nggak bayar,"

Tidak bisa dipungkiri, bahwa terlepas dari pro dan kontra-nya. Keberadaan BPJS kesehatan, telah dirasakan menfaatnya oleh masyarakat. Selain ibu penjual gado-gado, saya pernah menemui teman yang karyawan, penjual camilan dan banyak pasien lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun